REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, yang berasal dari Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta setiap hari mencapai 350 ton. Apabila sampah tersebut diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar yang diturunkan maka bisa menghasilkan 150 ton per hari.
Menurut Manajer Sekretariat Bersama (Sekber) Kartamantul, Ferry Anggoro Suryokusumo, di ruang kerjanya, Senin (13/2), banyak perusahaan yang membutuhkan RDF. Dia mencontohkan, untuk pabrik semen Holcim membutuhkan RDF sebanyak 3.000 ton per hari. Jadi kalau RDF dari pengolahan sampah di TPA Piyungan dipakai, Holcim masih kekurangan.
RDF ini juga dibutuhkan pihak lain, seperti pembangkit tenaga listrik. RDF ini sangat mudah dimanfaatkan oleh industri dan bisa terserap langsung oleh industri.
Rencananya pembangunan RDF di DIY kemungkinan baru akhir 2013, karena tahun 2012 ini baru dilakukan pembebasan lahan. Selanjutnya, tahun 2013 akan dilakukan Detail Engineering Design (DED) dan pekerjaan pembangunan fisik yang membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan. Nantinya, kata Ferry, teknologi RDF di DIY ini juga bisa dikembangkan di daerah lain yang bisa memasok RDF untuk industri.