REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi damai bertajuk Gerakan Indonesia Tanpa FPI di Bundaran Hotel Indonesia, Selasa (14/2) sore berlangsung ricuh. Kericuhan berawal saat dua orang peserta aksi dikeroyok lima orang tak dikenal. Front Pembela Islam (FPI) mengaku tak menurunkan personelnya selama demo berlangsung.
“Kita tak memantau ataupun menurunkan anggota saat demo berlangsung,” ujar juru bicara FPI Munarman. Alasannya demo yang digerakkan sejumlah aktivis liberal itu bukanlah hal penting bagi keberlangsungan ormas ini.
Dia menengarai ada sejumlah kepentingan lain di balik aksi tersebut. “Aksi ini hanya pengalihan isu agar masyarakat tak menyorot aksi korupsi yang berlangsung,” tegas Munarman. Dalam pengamatannya, cara ini serupa dengan aksi penolakan FPI yang terjadi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Supaya ulah korupsi pejabat setempat tak terendus ormasnya yang menurutnya anti pada perbuatan korupsi.
Kronologis peristiwa pengeroyokan terhadap peserta aksi terjadi, ketika tiba-tiba muncul lima orang dari luar arena yang berlangsung sekitar dua jam. Mereka langsung memukul dua peserta aksi, Bandi dan Baga. Salah seorang pemuda berambut gimbal yang dicurigai sebagai provokator pun dihakimi oleh peserta aksi lainnya.