REPUBLIKA.CO.ID, MIRANSHAH -- Dua serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan menewaskan sedikitnya 13 gerilyawan di kawasan suku Waziristan Utara dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Pesawat tak berawak itu menembakkan beberapa rudal dalam selang waktu beberapa jam ke sejumlah sasaran yang dianggap sebagai pangkalan utama Taliban dan Al-Qaida di Pakistan.
Lima militan tewas dalam serangan pertama yang menghancurkan sebuah bangunan di kota Spalga dekat Miranshah, dan sedikitnya delapan orang lagi tewas dalam serangan kedua terhadap sebuah kendaraan di dekat kota Mir Ali, sekitar 25 kilometer di sebelah timur.
"Jumlah kematian mungkin meningkat," kata seorang pejabat keamanan Pakistan kepada AFP, setelah serangan kedua terhadap kendaran pickup dengan dua ruangan yang membawa para militan itu.
"Sedikitnya delapan militan tewas dalam serangan kedua," kata pejabat itu, yang menyebut mereka sebagai "orang asing".
Seorang pejabat keamanan lain di Miranshah, ibu kota Waziristan Utara, menyebut jumlah kematian 12 dan mereka semua gerilyawan Uzbek. "Kendaraan itu terbakar dan mayat mereka terpotong-potong parah," katanya.
Seorang pejabat Pakistan mengatakan, mereka yang tewas dalam serangan pertama adalah loyalis Badar Mansoor dan jaringan Haqqani, yang setia pada Taliban Afghanistan yang para pemimpinnya diketahui bermarkas di Waziristan Utara.
Kamis lalu, sejumlah pejabat mengatakan bahwa Mansoor, yang disebut-sebut sebagai "pemimpin de fakto Alqaidah di Pakistan", tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Waziristan Utara.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Alqaidah, Usamah bin Laden, dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Alqaidah di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Alqaidah dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.