REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Kapolda Lampung Brigjen Joedie Rooseto menyatakan aparatnya akhirnya berhasil menghalau warga di Kabupaten Mesuji yang berujung anarkis. Awalnya mereka hanya berunjuk rasa, kemudian membakar sisa gedung PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI) pada Sabtu (25/2)pagi.
Kapolda menegaskan bahwa tidak ada jatuh korban pada warga, karyawan PT BSMI dan aparat dalam kejadian tersebut. "Warga hanya membakar sisa-sia gedung yang sebelumnya pernah dibakar warga, tapi anggota kami menghalau massa agar tidak ada kejadian yang serius," katanya.
Konflik antara PT BSMI dengan warga Mesuji, Lampung, Sabtu pagi kembali terulang. Awalnya warga berunjuk rasa, dan kemudian membakar sisa kantor dan mes perusahan itu.
Menurut Kapolda, pihaknya tetap melakukan pengamanan di titik rawan konflik di Mesuji. "Mesuji, memang lokasi rawan konflik, dengan segala keterbatasan anggota kami yang bertugas di sana, kami tetap menjaga titik-titik yang rawan itu," katanya.
Sebelumnya tokoh warga yang mewakili tiga desa di kawasan PT BSMI, Ajar Etikana, meminta DPR segera kembali melakukan peninjauan ke kawasan perkebunan sawit itu, untuk menemui masyarakat pemilik hak tanah adat.
Masyarakat, menurut dia, hanya menginginkan HGU perusahaan dicabut sesuai dengan rekomendasi tim gabungan pencari fakta (TGPF) beberapa waktu lalu.
"Sekarang ini, situasi di kawasan masih memanas," katanya.
Konflik PT BSMI dengan tiga warga desa setempat telah berlangsung sejak 17 tahun lalu. Warga menuntut adanya perbaikan dan ganti rugi plasma 7 ribu hektare yang sebelumnya dijanjikan oleh perusahaan. Namun, perusahaan tidak melakukan ganti rugi itu hingga pada November 2011, dan warga berusaha memanen lahan yang mereka klaim milik mereka.