REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Gamal Abdel Nasser bertanya kepadanya, "Berapa sebetulnya jumlah anggota Ikhwanul Muslimin? Satu juta... dua juta... tiga juta... Saya tidak peduli dengan banyaknya jumlah mereka. Saya juga bersedia untuk berkorban tujuh juta, kalau memang jumlah mereka sebanyak itu.''
Abdul Qadir Audah sangat tercengang mendengar perkataan tersebut dan berkata dengan nada memberontak, "Apa? Anda siap untuk membayar tujuh juta per individu? Alangkah kayanya anda, wahai Gamal!" Kejadian ini menjadi pemicu bagi Gamal Abdel Nasser untuk menyingkirkannya.
Sebagai bentuk protesnya terhadap kepemimpinan Gamal Abdel Nasser, dia mendesak para jenderal dan beberapa menteri untuk mengangkat kembali Jenderal Muhammad Najib sebagai Presiden Mesir.
Dia juga mengorganisir orang-orang untuk melakukan demonstrasi. Demonstrasi yang ia pimpin diikuti oleh ribuan orang yang jumlahnya belum pernah ada sebelumnya.
Dalam aksi yang berlangsung pada tanggal 28 Februari 1954 itu para demonstran mendesak Jenderal Muhammad Najib untuk menghapus kezaliman, mengeluarkan para tahanan dan mengadili orang-orang yang dianggap salah.
Muhammad Najib meminta bantuan Abdul Qadir Audah untuk menemui para demonstran. Abdul Qadir Audah diminta untuk menyampaikan kepada para demonstan bahwa semua permintaan mereka akan dikabulkan.
Abdul Qadir Audah kemudian keluar untuk menemui para demonstran. Dalam pertemua itu dia meminta para demonstran untuk membubarkan diri dengan jaminan bahwa semua permintaan mereka akan dikabulkan. Setelah mendapat jaminan, para demonstran akhirnya mau membubarkan diri. Hal ini menambah kemarahan para penguasa terhadapnya.
Pada tahun yang sama, Abdul Qadir Audah dituduh terlibat dalam usaha pembunuhan Presiden Gamal Abdel Nasser. Kemudian dia dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan.
Vonis pemerintah Gamal Abdel Nasser diterimanya dengan penuh keikhlasan dan tawakal. Hal ini tampak dari raut wajahnya yang terlihat berseri-seri sewaktu keluar dari penjara untuk menjalani proses hukuman mati.