REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasca-kekalahan tim nasional PSSI sepuluh gol tanpa balas dari kesebelasan Bahrain dalam pertandingan penyisihan Pra Piala Dunia, Menpora Andi Mallarangeng meminta segenap pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mengambil pelajaran dari kekalahan tim nasional (timnas) PSSI.
"Inilah hasilnya kalau pengurus ribut terus. Seharusnya semua mendahulukan kepentingan sepakbola nasional," kata Andi di Istana Negara Jakarta, Kamis (1/3), usai menghadiri acara pengucapan sumpah Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Andi mengatakan dualisme kompetisi profesional di tingkat nasional turut mempengaruhi kualitas timnas PSSI dan juga kesiapannya dalam menghadapi berbagai pertandingan dan turnamen internasional.
"Dengan adanya dualisme kompetisi maka timnas yang dibentuk tidak diperkuat oleh pemain-pemain terbaik. Sebagian pemain terbaik yang bermain di kompetisi lain tidak diikutsertakan," katanya menegaskan.
Andi melihat pentingnya rekonsiliasi kedua kompetisi tersebut. "Solusinya adalah rekonsialiasi. Dimulai dengan kedua kompetisi IPL & ISL berada di bawah PSSI. PSSI mengakui ISL dan ISL mengakui PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia. Dengan demikian Timnas bisa dibentuk dengan materi pemain terbaik dari seluruh klub di manapun dia berkompetisi," tuturnya.
"Di ujung tahun kita bisa bikin turnamen khusus antara dua tim terbaik IPL dan ISL. Ini solusi yang terbaik saat ini," katanya menambahkan.
Andi mengharapkan kekalahan telak timnas PSSI dari kesebelasan Bahrain tersebut bisa membuka mata pengurus PSSI untuk segera menghentikan polemik dan segera melakukan pembenahan. "Ini solusi yang terbaik saat ini. Mudah-mudahan semua pihak terbuka mata dan hatinya melihat hasil semalam," katanya.