REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Beberapa media menyatakan Ayatollah Ali Khamenei sementara ini unggul dari kelompok Mahmoud Ahmadinejad dalam Pemilu Parlemen Iran. Kelompok Khamenei yang unggul di beberapa daerah pemilihan ini diperkirakan akan menghambat dukungan Ahmadinejad meraih suara mayoritas parlemen.
Pemilu Parlemen kali ini dianggap sebagai persaingan antara pendukung Ahmadinejad dan Khamenei. Hasil Pemilu Parlemen sekaligus penentu Pemilu 2013 karena Ahmadinejad tak lagi bisa mencalonkan diri menjadi presiden untuk kali ketiga.
Kekalahan dalam Pemilu Parlemen menunjukkan Ahmadinejad akan menghadapi tentangan dari parlemen. Terlebih sang adik, Parvin Ahmadinejad, gagal mengamankan kursi parlemennya.
Para pemimpin Iran telah berupaya keras agar para pemilih memberikan suara mereka. Ini demi menunjukkan besarnya dukungan rakyat di tengah tekanan keras Amerika Serikat bersama sekutunya.
Khamenei menggambarkan peristiwa pemilu sebagai tamparan kepada musuh-musuh Iran. Menurutnya, pemilu parlemen Iran lebih sensitif dibanding pemilu sebelumnya.
“Karena berbagai kontroversi terkait Iran dan meningkatnya ancaman, semakin banyak orang yang datang ke tempat pemungutan suara itu semakin bagus untuk negara,'' katanya. ''Pemungutan suara ini membawa pesan untuk rekan dan musuh kita.''
Iran harus menunggu tiga hari untuk hasil akhir pemungutan suara karena surat suara dihitung secara manual. Sekitar 3.400 kandidat bersaing memperebutkan 290 kursi parlemen.
Sebanyak 48 juta warga Iran memenuhi syarat memberikan suara dan sekitar 3,9 juta dari mereka memilih untuk pertama kalinya. Komisi Pemilu Iran mengatakan penghitungan suara sudah mencapai 90 persen.