REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Demi pengembangan vaksi untuk kesehatan nasional, Bio Farma ditunjuk sebagai anggota Dewan Riset Nasional (DRN) periode 2012-2014. Penunjukan ini dilakukan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Menristek) Gusti Muhammad Hatta.
DRN adalah adalah lembaga non-struktural yang dibentuk pemerintah untuk menggali pemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia. DRN dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 16 tahun 2005.
Dalam menjalankan tugas yang diberikan kementrian Riset dan Teknologi, DRN adalah lembaga independen.
Anggota DRN terdiri dari masyarakat yang memiliki unsur kelembagaan iptek seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2002. DRN memiliki tugas membantu menteri dalam merumuskan arah serta prioritas utama pembangunan iptek sekaligus memberikan berbagai pertimbangan kepada Menteri dalam menyusun kebijakan strategis pembangunan nasional.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar mengaku pihaknya senang bisa menjadi anggota DRN. ”Masuknya Bio Farma dalam Dewan Riset Nasional memiliki arti yang sangat strategis. Insya Allah, Bio Farma dapat memberikan warna dalam riset yang terkait dengan bidang bioteknologi, khususnya vaksin dan bahan baku obat yang prosesnya berbasis bioteknologi.”
Dari sisi industri, Bio Farma berharap agar riset nasional yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset di tanah air dapat lebih terpadu dan berorientasi pada produk, sehingga riset nasional akan lebih produktif dan dapat mengejar ketinggalan dibanding dengan negara maju.
Untuk masalah riset khususnya bioteknologi vaksin dan bahan baku obat biosimilar dapat juga dikaitkan dengan penetapan Dekade Vaksin 2011-2020 oleh WHO. Selain itu, semangat Bio Farma untuk menjadi industri life-science menuju era Bio Economy 2030, sehingga keberadaan dan peran DRN sangat diperlukan untuk membuat milestones riset nasional.
Pada tahun 2012 ini, Bio Farma memulai langkah baru dengan mengubah visi untuk mewujudkan diri sebagai perusahaan yang berkelas dunia. Visi dan misi yang baru itu adalah, 'Menjadi produsen vaksin dan antisera kelas dunia yang berdaya saing global.'
Untuk mewujudkan perubahan visi tersebut perusahaan mulai mengimplementasikan ISO 26000 : 2010 mengenai social responsibility dan ISO 31000 : 2009 mengenai risk management. Bio Farma berupaya terus menerus melakukan peningkatan kinerja yang melampaui dari berbagai regulasi yang telah ditetapkan (beyond compliance), sehingga dengan perubahan visi dan misi tersebut mampu menjadikan Bio Farma sebagai satu-satunya BUMN produsen vaksin di Indonesia yang mampu bersaing di pasar global. (adv)