REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -— Tim relawan Global March to Jerussalem (GMJ), Rabu (14/3) bergerak menuju lokasi berikutnya, yaitu Iran. Dari basecamp di Gulshan e-maymar, wilayah pinggiran sebelah utara Karachi, Pakistan, tim bergerak menyusuri jalan darat sepanjang Karachi.
Menurut laporan awak Republika yang ikut dalam perjalanan itu, Nashih Nashrullah, awalnya, tim yang terdiri dari tak kurang dari 40 relawan dari Indonesia, Pakistan, India, Malaysia, dan Filipina, akan menyusuri rute darat. Rute itu melalui kota-kota secara berurutan: Rasoopur-Kheirpur-Sibbi dan singgah beristirahat di Quetta, salah satu kota di Provinsi Balochistan.
Rute yang berjarak ribuan kilo ini diperkirakan memakan waktu 16 jam. Tetapi, atas alasan keamanan, rencana itu berubah. Tim, dijadwalkan terus bergerak menuju Zahedan, Iran. “Tanpa berhenti terlebih dahulu di Quetta,” kata Ketua GMJ Pakistan, Sabir Karbalai. Dengan perubahan rencana, maka total waktu konvoi membutuhkan tempo 24 jam.
Alasan ini, tampaknya cukup rasional. Mengingat pada 2010, Ahmad Asyraf, salah seorang mahasiswa asal Lahore, Pakistan, yang juga aktivis Imamiah Student Organization (ISO) Pakistan, mengisahkan insiden peledakkan bom saat kendaraan yang membawa relawan dengan misi serupa, Caravan to Gaza melintas di daerah Quetta. Akibatnya, korban jatuh dari relawan. Tak diketahui secara pasti, siapa oknum yang bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Sejak Keberangkatan Jumat (09/3), tak ada kesulitan berarti. Berangkat dari Jakarta menuju Singapura, tim GMJ Indonesia dijemput oleh Ari, pria yang pernah menetap tiga tahun di Indonesia. Ti menuju terminal tiga menggunakan fasilitas kereta listrik tak berawak. Dari sana, tim berangkat ke Katunayake, Colombo, Sri Lanka. Transit sebentar, dan tim menuju Karachi. Perjalanan selama ini pun lancar.