REPUBLIKA.CO.ID,BAMAKO - Tentara pemberontak Tuareg telah mengusir pemerintah resmi Mali. Pemberontak telah mengkudeta Presiden Amadou Toumani Toure dan merebut pemerintahan di negara Afrika Barat itu.
"Kami telah menguasai kendali istana kepresidenan," kata salah seorang pemberontak kepada AFP, Kamis, (22/3). Pemberontakan mulai meletus pada Rabu (21/3) sore, beberapa jam kemudian berubah menjadi aksi kudeta pemerintah. Pemberontak kemudian merebut istana Presiden setelah konflik bersenjata.
Beberapa menteri ditahan para pemberontak termasuk Menteri luar negeri Mali, Soumeylou Boubeye Maiga dan Menteri Dalam Negeri Kafouhouna Kone. Presiden Toure, telah berhasil melarikan diri dari istana kepresidenan.
juru bicara tentara Mali, Letnan Amadou Konare menyebut diri mereka Komite Kebijakan Pembentukan Demokrasi. Ia muncul di televisi dan mengumumkan pembubaran lembaga negara dan membekukan konstitusi. "jam malam akan diberlakukan dari tengah malam hingga enam pagi," ujar Konare.
Konare menambahkan bahwa setelah konsultasi dengan semua fraksi politik Mali, sebuah kabinet persatuan nasional akan dibentuk dalam beberapa hari mendatang. Dan pemerintah transisi akan menjalankan negara sampai kekuasaan diserahkan kepada pemerintah sipil yang "bebas dan transparan" pemilu dalam waktu dekat.
Juru bicara itu mengutip pemerintah sebelumnya telah gagal menjaga keamanan di bagian utara Mali dan "ketidakmampuan" untuk melawan terorisme. Ketidakmampuan inilah yang menjadi ancaman persatuan nasional Mali. Selain itu Mali juga dibayangi ketidakpastian pemilihan umum pada 2012.