REPUBLIKA.CO.ID, UAE - Insiden gol kontroversial legenda Argentina, Diego Maradona, pada babak perempat final kontra Inggris di Piala Dunia 1986 masih teringat hingga saat ini. Gol 'Tangan Tuhan'-nya masih menjadi bahan pembicaraan.
Aksi itu mungkin menjadi momen spesial untuk Maradona. Namun tidak bagi Peter Shilton, kiper yang mengawal gawang Inggris dalam laga itu. Shilton menjadi korban gol 'Tangan Tuhan' Maradona. Bahkan hingga saat ini, dikabarkan kiper legendaris skuat the Three Lions itu masih sakit hati dengan aksi Maradona.
Hubungan Maradona-Shilton kembali terungkap belakangan ini. Kabarnya Shilton urung menemui mantan pemain Napoli itu ketika melakukan perjalanan ke Jazirah Arab.
Padahal, Maradona kini tengah berada di sana karena menjadi pelatih klub Uni Emirat Arab, Al-Wasl. Sang legenda tim Tango pun meradang. "Tolonglah lupakan saja (gol) itu," ujarnya, seperti dilansir Soccerway.
Bagi Maradona, gol 'Tangan Tuhan' hanya merupakan bagian dari memori masa lalu. Sehingga ia tidak ingin terus bermasalah dengan hal itu. Dengan alasan inilah, dirinya meminta Shilton untuk melupakan kisah lama itu. "Tidak masalah bagi saya untuk menjabat tangannya, tapi dia yang menolak untuk mengundang saya pada laga testimonial (perpisahannya). Ia mengatakan saya curang," ujar mantan pelatih timnas Argentina itu.
Maradona hanya ingin mengingat aksinya di Piala Dunia 1986 itu sebagai bagian dari sejarah. Sudah lebih dari seperempat abad gol 'Tangan Tuhan' itu bersarang di jala Inggris. Meski bersedia menjabat tangan Shilton, Maradona tetap tidak ingin merasa bersalah atas aksinya dulu.
"(Jabat tangan) itu tidak menjadi persoalan, tetapi saya tidak akan meminta maaf untuk sesuatu yang terjadi 25 tahun lalu," ujar pria yang dulu pernah memperkuat Barcelona itu.
Gol 'Tangan Tuhan' memang sangat menentukan dalam laga kontra Inggris di babak perempat final. Setelah gol itu, Maradona kembali melakukan gol sensasional dengan menggiring bola dari tengah lapangan sebelum menjebol gawang Shilton. Gol balasan dari bomber Inggris, Gary Lineker, tak mampu menyelamatkan negaranya dari kekalahan 2-1. Inggris tersingkir, sementara Maradona dan negaranya terus melaju dan merebut trofi juara.