Senin 26 Mar 2012 16:32 WIB

Kontes 100 Pertanyaan Blogger AS Tentang Islam, Intip Sebagian Isinya

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Komunitas muslim di Kota Los Angeles, Amerika Serikat (Ilustrasi)
Foto: AP
Komunitas muslim di Kota Los Angeles, Amerika Serikat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON - Universitas Houston-Victoria tidak menyia-nyiakan kepopuleran blog dikalangan mahasiswanya untuk menyebarluaskan pemahaman tentang Islam. Melalui kontes "100 Pertanyaan Tentang Islam", UHV mengajak mahasiswa dari seluruh dunia untuk berbagi pandangan tentang Islam,

Kepala Proyek, Emmanuel Kattan menyatakan respon terhadap kontes itu sungguh luar biasa. Terbukti, dari banyaknya entri yang masuk terkait pandangan para mahasiswa terhadap Islam. "Melalui kontes ini akan diketahui bagaimana opini yang kini terbentuk tentang Islam," kata dia seperti dikutip victoriaadvocate.com, Senin (26/3).

Salah seorang Blogger, Oliver menuliskan apakah Islam begitu berbeda dengan segenap pristiwa yang terjadi di dunia. Lantas mengapa orang-orang melihat Islam sebagai budaya asing dan radikal. "Daripada mengenakan penutup mata kebencian dan stereotip, ada alasan untuk tidak takut akan sesuatu yang Anda tidak tahu," tulis Oliver.

"Bukan hal yang sulit di zaman modern seperti sekarang untuk memanfaatkan dunia maya dengan ujung jari Anda sehingga dapat mengalahkan kegelapan dan kebodohan," tambahnya.

Blogger lainnya, Newman menuliskan betapa pentingnya pendidikan di saat banyaknya informasi yang keliru tentang Islam. Ia menilai apa yang terjadi sekarang ini merupakan bentuk miskomunikasi. "Perlu anda tahu, tidak semua informasi yang tersedia di masyarakat dapat dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Dalam blognya, "Memahami Islam," Mills menuliskan pemberitaan media cenderung untuk memilih hal ekstrem untuk disampaikan pada masyarakat. Sebab, dengan pemberitaan ekstrem media mendapatkan perhatian lebih. "Apa yang dijalani keluarga muslim pada dasarnya sama dengan keluarga lainnya," ungkap dia.

Dari sekian blog itu, Emmanuel menyimpulkan bahwa perlu ada semacam dialog. Melalui blog, terdapat usaha untuk membangun dialog itu. "Saya harap apa yang mereka tuliskan akan berkembang sebuah dialog utuh dimana ada terjadi percakapan seimbang di seluruh dunia," pungkas dia.

Sementara itu, sepuluh tahun setelah serangan teroris 9/11 , muslim Amerika lebih optimis daripada kelompok agama besar lainnya tentang masa depan mereka. Padahal, di sisi lain, mereka dilaporkan mengalami  diskriminasi yang lebih besar dan kepercayaan menurun dari FBI dan militer AS, demikian hasil jajak pendapat Gallup terbaru.

Survei Gallup, yang mengukur keterlibatan muslim Amerika dalam ranah politik, sosial, dan spiritual, menyebut hampir dua dari tiga orang muslim mengatakan standar hidup mereka membaik, naik 18 persen dari 2008.

Standar hidup mereka juga lebih tinggi dari kelompok agama lainnya yang disurvei. Namun, pada periode yang sama saat survei berlangsung, tulis Gallup, para pemimpin muslim AS juga mengeluhkan makin meningkatnya intimidasi dan diskriminasi atas umat Islam dan meningkatnya retorika untuk 'melawan' muslim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement