REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Amerika Serikat (AS) dan Turki mencapai kesepakatan untuk mengirimkan bantuan tidak mematikan kepada kelompok bersenjata anti-pemerintah Suriah, Ahad (25/3).
Menurut Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS, Ben Rodhes, bantuan tersebut berupa peralatan komunikasi untuk kelompok oposisi.
Rhodes juga mengatakan kesepakatan dicapai setelah pertemuan puncak nuklir di Korea Selatan. Selain hal itu, Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Turki Tayyep Erdogan juga sepakat untuk mendorong pertemuan kedua 'Friends of Suriah’.
Pertemuan negara-negara Barat dan Arab tersebut dijadwalkan diselenggarakan di Istanbul, Turki, pada 2 April mendatang. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menyelesaikan rincian penyebaran bantuan dan perlengkapan medis untuk para pemberontak dan oposisi.
Obama sangat setuju jika kedua belah pihak, baik pemerintah Assad dan oposisi harus menjalani proses transisi dari pemerintahan sebelumnya ke perwakilan dan pemerintahan yang sah di Suriah.
Seorang perwira militer yang membelot dari pemerintahan Assad, mengatakan kelompok bersenjata di barat Suriah, Kota Al-Qusayr, pada 28 Februari telah menerima senjata dan rudal anti-pesawat dari Prancis dan AS. “Kami memiliki senjata dan rudal anti pesawat yang akan mengalahkan Assad,” kata jenderal yang tidak disebut namanya itu.
Sebelumnya, pertemuan pertama “Friends of Suriah” menyatakan, mempersenjatai kelompok oposisi Suriah sebagai ide yang sangat baik untuk melindungi diri. "Memberikan bantuan militer untuk Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan kelompok oposisi lainnya itu diperlukan. Cara realistis yang dapat dilakukan adalah dengan kekuatan asing," kata Senator Partai Republik, John McCain.
Sementara itu, kelompok oposisi utama Suriah, Dewan Nasional Suriah (SNC), akan bertemu di Turki untuk membuat pakta nasional yang berisi 'pelengseran' pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad. Rapat selama dua hari nantinya akan membahas kondisi obyektif di Suriah dengan seluruh kelompok oposisi, termasuk mereka yang telah keluar dari dewan nasional.