REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pejabat militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) telah meluncurkan dua rudal jarak pendek di pantai barat, Jumat (30/3).
Peluncuran tersebut dipercaya sebagai bagian dari uji coba meningkatkan kemampuan rudal. Peluncuran itu dilakukan satu hari setelah Korsel menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) nuklir yang dihadiri 60 pemimpin dunia.
Atas langkah Korut tersebut, Jepang berjanji akan menembak jatuh rudal tersebut jika menimbulkan ancaman. Gambar satelit yang diambil Kamis lalu menunjukkan Korut tengah mempersiapkan peluncuran roket tersebut di fasilitas nuklir Tongchang-ri.
Gambar satelit tersebut bisa dilihat pada laman 38north.org. Situs ini mempublikasikan beberapa gambar yang diambil sebuah lembaga swasta AS DigitalGlobe. Laman tersebut adalah laman milik Institut AS-Korea Johns Hopkins School.
Di gambar tersebut terlihat jelas peluncur roket sudah berada di jalurnya yang terletak di samping menara peluncur. Posisi kerangka peluncur berada di sudut 45 derajat yang mengindikasikan perlengkapan sedang disiapkan. Di sekitarnya terdapat banyak pekerja.
Persiapan tersebut dinilai berjalan sesuai waktu yang telah dijadwalkan. Tahap pertama, yaitu memindahkan peluncur roket di landasan yang kemungkinan akan dilakukan pada 30 atau 31 Maret. Tahap kedua kemungkinan akan dilakukan dua hari berikutnya. Tahap terakhir dilakukan sekitar 2 atau 3 April.
"Korut sepertinya akan siap meluncurkan rudal pada 12 April," seperti tertera dalam laman tersebut.
Korea mengatakan, peluncuran rudal tahap pertama diperkirakan akan jatuh sekitar 140 kilometer di perairan internasional yang terletak di antara Cina dan Korea Selatan. Peluncuran tahap kedua diperkirakan akan jatuh sekitar 190 kilometer di utara Filipina.
Jepang khawatir jalur lintasan peluncuran akan melewati Pulau Okinawa di selatan Jepang. Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka mengatakan di Tokyo ia telah memerintahkan tentara untuk menembak jatuh rudal jika mengancam wilayah Jepang. Korea Selatan juga mengatakan hal yang sama.
Dalam beberapa pekan terakhir, Korut telah membuat situasi memanas karena mengumumkan akan meluncurkan satelit. Negara kawasan memperingatkan agar Korut membatalkan rencananya tersebut karena melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Peluncuran tersebut diyakini untuk meningkatkan kemampuan rudal dan tidak memiliki kaitan langsung dengan peluncuran rudal jarak jauh Korut," ujar pernyataan militer Korea Selatan dalam surat kabar Chosun Ilbo, Jumat (30/3).
Pernyataan serupa juga dimuat di surat kabar JoongAng Ilbo. Pejabat militer Korea Selatan dari Joint Chiefs menolak mengkonfirmasi laporan tersebut. Menurut mereka, bukan kewenangan mereka untuk memberikan keterangan publik terkait aktivitas intelijen.
Korut mengatakan akan meluncurkan satelit ke luar angkasa untuk memperhitungkan produksi pertanian dan mengumpulkan data cuaca. Namun, Korea Selatan dan AS mengatakan Korut akan meluncurkan uji coba rudal.
Sejauh ini, Korut telah meluncurkan rudal jarak jauh pada 1998, 2006 dan 2009. Kendati demikian, para ahli meragukan kemampuan Korut membuat bom atom.
Peluncuran tersebut direncanakan antara 12-16 April. Korut mengklaim peluncuran itu untuk menandai ulang tahun ke-100 pendiri negara itu Kim Il-sung. Rencana peluncuran tersebut juga mendapat kritik dari Cina.