Rabu 04 Apr 2012 14:37 WIB

Habib Nabiel: Koalisi Bukan Hadiah dari SBY

Bendera PKS
Foto: Republika
Bendera PKS

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN --  Anggota DPR-RI Habib Nabiel Fuad Almusawa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyatakan, partainya tetap akan bekerja untuk rakyat, baik di dalam maupun di luar kabinet.

Pernyataan itu disampaikan melalui rilis yang diterima ANTARA Banjarmasin, Rabu, menanggapi komentar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi belum lama ini.

Viva menilai sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai tidak konsisten dan kurang patut. Penilaian ketidakkonsistenan dan kekurangpatutan itu, karena PKS dianggap tidak seirama dengan parpol koalisi pendukung Partai Demokrat, yang notabene sebagai partai pemerintah, yang merencanakan kenaikan harga BBM.

Anggota DPR dari PKS asal daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan (Kalsel) itu, menegaskan, bagi partainya, koalisi bukan hadiah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Pasalnya dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) lalu, PKS total mendukung SBY. Saat itu kami berdarah-darah membela SBY dari berbagai fitnah," ungkapnya.

"Karenanya, bagaimana mungkin pendukung yang setia, tega menjerumuskan yang didukungnya (mengkhianati SBY),'' lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu.

Oleh sebab itu, penolakan PKS terhadap rencana pemerintah menaikan harga BBM pada 1 April lalu, menurut dia, hal tersebut bukan sebuah pengkhianatan terhadap koalisi.

Ia mengingatkan agar partai anggota koalisi lain tidak usah ikut gerah dengan sikap PKS yang menolak kenaikan harga BBM. Perbedaan dalam sikap politik semestinya disikapi dengan dewasa.

"Bisa menghargai sikap politik partai lain adalah sikap dewasa. Mengenai penolakan PKS terhadap rencana kenaikan harga BBM, PKS yakin Presiden SBY akan bertindak jernih dalam merespon sikap PKS." " demikian Habib Nabiel.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement