Kamis 05 Apr 2012 17:01 WIB

Mensos:Nasib Menteri PKS Diserahkan ke Presiden

Rep: Esthi Maharani/ Red: Taufik Rachman
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri
Foto: Republika/Andi Nur
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Menteri Sosial yang juga politisi asal PKS, Salim Segaf Aljufri tak mau berspekulasi mengenai nasibnya di kabinet Indonesia Bersatu II. Ia menyerahkan hal tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki hak prerogratif.

Namun, ia tak menyangkal jika terjadi pembahasan di internal PKS untuk mempertimbangkan bertahan atau keluar dari koalisi. ”Ada keinginan untuk mundur tapi menurut saya masih dalam pembahasan,” katanya saat ditemui di istana kepresidenan, Kamis (5/4).

Ia mengatakan keinginan mundur atau tidaknya tergantung pada pilihan masyarakat. ”Tapi kita masih membicarakan hal tersebut,” tambahnya.

Menurutnya, nasib koalisi sangat bergantung pada Presiden SBY. Karena kontrak koalisi pun ditandatangani antara partai-partai politik yang bergabung dalam koalisi dengan Presiden Republik Indonesia tentang code of conduct (tata etika) dan efektifitas pemerintahan SBY-Boediono 2009-2014.

”Saya pikir untuk pembahasan, antara ketua partai dengan presiden. Setgab pimpinanya yang memutuskan Kalau menteri, ya biasa-biasa saja. Kita (menteri dari PKS) biasa-biasa saja,” katanya.

Ia menegaskan publik harus membedakan tanggapan yang diberikan oleh partai politik lain dan tanggapan oleh presiden. Termasuk tanggapan yang dilontarkan oleh sekretaris Setgab, Syarif Hasan.”Begini, apa yang disikapi oleh parpol lain, presiden pun lain. Jadi dibedakan. Mungkin Setgab itu Syarif Hasan ya, pendapat pribadi dia sendiri,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement