Selasa 10 Apr 2012 10:29 WIB

Anonymous Retas 2.725 Email Pejabat Tunisia

Rep: Lingga Permesti/ Red: Hafidz Muftisany
Anonymous (ilustrasi)
Foto: olleke.be
Anonymous (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS-- Sebuah kelompok yang mengaku berafiliasi dengan kelompok peretas (hacker) Anonymous mengatakan,  mereka telah meretas 2.725 email milik pemimpin Tunisia dari partai Islam yang berkuasa Ennahda, termasuk email perdana menteri Tunisia.

Dalam sebuah video yang diposting di halaman Facebook milik Anonymous TN, seorang peretas mengenakan topeng "Guy Fawkes". Peretas tersebut mengatakan email diretas sebagai bentuk protes kegagalan Ennahda dalam melindungi para pengangguran dan seniman yang diserang oleh kelompok Islam Salafi saat terakhir demonstrasi.

Aktivis itu mengatakan email yang diretas termasuk nomor telepon, transaksi bank dan faktur pembayaran selama kampanye pemilihan umum Tunisia pada bulan Oktober. Pada pemilu tersebut, Ennahda memenangkan lebih dari 40 persen kursi parlemen.

Salah satu email disinyalir milik dari Perdana Menteri Hamadi Jebali, seorang pejabat senior Ennahda. "Untuk pemerintah Tunisia, kami tetap menjaga sebagian besar dari rahasia data Anda. Jika Anda tidak ingin melihat ini dipublikasikan di Internet, kami meminta Anda untuk melakukan yang terbaik untuk menghindari sensor internet dan menghormati hak asasi manusia serta kebebasan berekspresi di Tunisia, " kata aktivis.

Saat ini, verifikasi keaslian email masih belum mungkin diketahui. Namun, video tersebut tampaknya telah diposting di Facebook pada Sabtu malam.

"Kami masih mencoba untuk mengkonfirmasi jika akun Jebali yang diretas itu berasal sebelum ia menjadi perdana menteri atau setelah," kata juru bicara Jebali, Ridha Kezdaghli, kepada Reuters.

Ennahda, merupakan partai Islam moderat yang akhir-akhr ini menghadapi tekanan dari sekuler dan salafi. Kubu sekuler menginginkan Tunisia tak berlandaskan syariah, sementara salafi konservatif berkeinginan sebaliknya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement