REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa gempa Aceh pada Rabu berada di luar zona subduksi atau zona pertemuan lempeng Hindia Australia dan Eurasia.
"Karena berada di luar zona subduksi maka potensi terjadinya tsunami kecil," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Sutopo menjelaskan, biasanya gempa yang berpotensi besar tsunami kalau pusatnya berada di dalam zona subduksi. Karena itu, Sutopo menambahkan jika aktivitas pergeseran lempeng dan potensi tsunami kemungkinan tidak berdampak besar ke Pulau Jawa dan wilayah lainnya.
"Akan tetapi sejumlah negara tetangga sudah kami informasikan mengenai hal ini diantaranya Thailand, Malaysia, Srilanka dan lain sebagainya," katanya.
Dia juga menambahkan kalau gempa Aceh terjadi akibat aktivitas sesar geser lempeng yang bersifat horizontal. Sementara itu, meski potensi tsunami gempa Aceh kecil akan tetapi kekuatan guncangan gempa bisa menyebabkan kerusakan bangunan.
"Sangat berpotensi menimbulkan kerusakan bangunan, namun kita belum bisa melakukan pendataan karena akses informasi dari Simeulue sulit," katanya.