REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam, Djoko Suyanto, mengatakan, langkah-langkah diplomasi dan dialog harus dikedepankan untuk menyelesaikan masalah peluncurkan roket oleh Korea Utara. Semenanjung Korea diliputi ketegangan, setelah negara komunis itu meluncurkan roket jarak jauh pada Jumat (13/4). Sejumlah negara mengecam tindakan Korut tersebut.
''Dalam situasi yang belum benar-benar kondusif, seperti di Semenanjung Korea , akhir-akhir ini, seyogyanya dapat menghindari dan menahan diri dari setiap tindakan yang justru akan menambah ketegangan baru,'' ujar Djoko dalam pesan singkatnya yang diterima Republika Online (ROL), Jumat (13/4). Djoko berharap ketegangan di Semenanjung Korea dapat diselesaikan melalui dialog dan langkah-langkah diplomasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh. "Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh pada pukul 07.39 waktu setempat (05.39 WIB)," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan kepada AFP.
Dinas intelijen Korea Selatan dan AS sedang berusaha memastikan apakah peluncuran berhasil atau tidak. Kantor berita Yonhap juga mengutip satu sumber pemerintah yang mengatakan Korea Selatan sedang melacak jalur roket tersebut. Pemerintah Jepang menyatakan 'objek terbang' Korea Utara telah jatuh di samudera.
Tak lama setelah peluncuran tersebut, Korea Selatan mengeluarkan perintah yang mendesak warga di dekat perbatasan antar-Korea agar mencari tempat berlindung. Hal tersebut guna melindungi diri mereka dari pecahan roket yang mungkin jatuh.
Korea Utara sebelumnya menyatakan roket itu akan menempatkan satelit di orbit untuk tujuan penelitian damai. Tapi, pengeritiknya di Barat memandang peluncuran tersebut sebagai ujicoba terselubung rudal balistik yang dilarang oleh resolusi PBB.