REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo mengatakan suatu persepsi keliru bahwa Indonesia negara kaya minyak.
"Padahal Indonesia itu tidak kaya minyak," kata Widjajono Partowidagdo dalam Seminar Nasional pada Expo 2012 Universitas Islam Riau, di kampus kawasan Marpoyan, Pekanbaru, Riau, Sabtu.
Menurut dia, terdapat beberapa kesalahan persepsi mengenai energi di Indonesia diantaranya, Indonesia adalah negara yang kaya minyak merupakan keliru. Dia mengatakan Indonesia lebih banyak memiliki energi seperti batubara, gas dan "Coal Bed Methane" (CBM), shale gas, panas bumi dan air, Bahan Bakar Nabati (BBN).
Dia menambahkan presepsi keliru lainnya bahwa harga BBM harus murah sekali tanpa berfikir bahwa hal ini menyebabkan terkurasnya dana pemerintah untuk subsidi BBM, ketergantungan pada BBM yang berkelanjutan serta impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang.
Kekeliruan lain katanya, yakni investor akan datang dengan sendirinya tanpa perlu bersikap bersahabat dan memberikan iklim investasi yang baik, padahal masalah itu tidak benar.
Demikian pula, peningkatan kemampuan nasional akan terjadi dengan sendirinya tanpa keberpihakan pemerintah, padahal tidak, bahkan Indonesia tidak diuntungkan dengan kenaikan harga minyak dunia.
Guru besar perminyakan ITB itu mengatakan, energi terbarukan yakni tenaga air, panas bumi, mini/mikro Hydro, biomass, tenaga surya, tenaga angin dan uranium.
Berdasarkan data, katanya Indonesia tahun 2011 memproduksi minyak sebanyak 902 ribu barel per hari, gas sebanyak 1,5 juta barel (ekivalen minyak) dan batubara 3,4 juta barel per hari, BBM sebanyak 499 ribu, gas 797 ribu dan batubara 2,4 juta barel.
Namun cadangan gas sebesar 18,7 miliyar lima kali lipat, cadangan batubara sebanyak 67,8 milyar sebanyak 18 kali.
"Sebagai negara 'net importer' minyak dan yang tidak memiliki cadangan tidak terbukti, kita tidak bijaksana bila mengikuti harga BBM murah di berbagai negara yang cadangan minyaknya melimpah," katanya.
Selain itu, bahwa upaya yang dilakukan sebaiknya supaya investor datang ke Indonesia perlu sistem fiskal yang lebih menjamin keuntungan atau mengurangi resiko kontraktor dengan memberikan bagian pemerintah.
Upaya lain yakni agar pemerintah meningkatkan kwalitas pelelangan dan informasi wilayah kerja yang ditawarkan dengan studi Geofisika dan Geologi yang lebih baik supaya diperoleh informasi perusahan yang bonafid, demikian Widjajono Partowidagdo