REPUBLIKA.CO.ID, JEMBRANA - Warga Dusun Asri Timur, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Nengah Merta alias Petruk, tewas setelah terseret arus di di Selat Bali, Jumat (13/4) malam.
Mayat korban sempat menghilang, namun kemudian ditemukan Sabtu (14/4) sekitar 05.00 wita. Kejadian itu juga dibenarkan Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk, Kompol Made Prihenjagat.
Ketut Sudiarpa, yang sampannya dipinjam Petruk untuk memancing, mengatakan, korban berangkat bersama Made Arnawa, warga Dusun Jineng Agung, Gilimanuk. Berdasarkan penuturan Arnawa jelasnya, sesampai di tengah laut Selat Bali, Petruk dan Arnawa menurunkan jangkar agar tidak terseret arus saat melempar pancing. Namun jangkarnya tersangkut di karang, dan agar sampan lebih stabil, keduanya memutuskan menarik jangkarnya kembali.
"Namun keduanya tidak mampu menarik jangkar itu, dan mereka menghidupkan mesin untyuk membantu menarik jangkar tersebut. Saat jangkar berhasil ditarik, tali pengikatnya menyambar Petruk sehingga ia tercebur ke laut," kata Sudiarpa.
Meski berusaha berpegangan pada cadik sampan, akibat arus yang kuat bapak dua anak inipun terseret arus dan akhirnya tenggelam. Sudiarpa yang mendapat laporan dari Arnawa kalau Petruk tenggelam, lantas melakukan pencarian bersama dengan warga lain dan aparat Polair Gilimanuk. Jenazah Petruk baru ditemukan Sabtu dinihari, tak jauh dari lokasi kejadian dengan kaki masih terikat tali jangkar.