Senin 16 Apr 2012 15:34 WIB

Beginilah Cara Musik Religi Mendunia (Bag 1)

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Raef
Foto: facebook
Raef

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Musisi muslim kini punya cara untuk menarik para pemuda untuk lebih mendengar musik bernuansa religi ketimbang musik barat. Caranya, mereka ubah lirik lagu-lagu yang dibawakan musisi barat menjadi lebih Islami.

"Saya tahu, ada dari pemuda yang ingin mendengarkan musik guna menenangkan jiwa dan kian mendekatkan diri dengan Tuhannya. Banyak menunggu dan rindu akan lagu-lagu religi," ungkap Raef, musisi Muslim muda seperti dikutip Onislam.net, Senin (16/4).

Sebagai contoh, Raef mengubah lirik lagu chris Brown yang isinya tentang ekspresi rasa cinta kepada perempuan. Lalu, ia ubah liriknya menjadi rasa cinta kepada Tuhan. "Ya Tuhanku/Tidak ada yang lain kecuali Engkau//Setiap cobaan yang Kau berikan, kau selalu menolongku untuk melaluinya//Jika aku punya Kau/Aku tidak perlu uang/aku tidak perlu kendaran/Kaulah segalanya," demikian lirik yang diubah Raef.

Gebrakan yang dilakukan muslim telah dimulai sejak tahun 2003 silam. Saat itu, Sami Yusuf merilis album perdananya Al-Mua'allim yang tanpa diduga sukses besar. Pada album kedua, "My Ummah" juga laris manis di pasaran. Berkat kesuksesan kedua albumnya, penyanyi berdarah Azerbaijan ini dijuluki majalah Time sebagai "Islam's biggest rock star"

"Ketika Yusuf merilis album perdanya, kami tidak mengira bakal sesukses itu. Kami hanya menayangkan videonya di website resmi kami. Ternyata lagunya disukai," kata Wali-ur Rahman, pendiri Awakening company.

Kesuksesan Yusuf menular pada Maher Zain. Penyanyi Swedia keturunan Lebanon juga sukses dengan album perdannya "Thank You Allah" yang dirilis tahun 2008. Album keduanya "Forgive Me" juga laris dipasaran. Videonya di Youtube dilihat satu juta pengakses situs jejaring sosial itu.

"Saya telah melihat ada kecenderungan orang ingin mendengar musik yang berkualitas tapi dengan membawa kesan positif. Kami berusaha menyediakan lebih dari itu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement