REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Demo puluhan massa menolak peredaran buku lembaran kerja siswa (LKS) yang menyebarkan paham komunis di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik), berakhir ricuh, Selasa (17/4). Massa dan polisi yang menjaga kantor Disdik terlibat saling pukul.
Kericuhan bermula ketika massa yang tergabung dalam Forum Aktivis Sukabumi untuk Rakyat (Fraksi Rakyat) mendesak masuk ke dalam kantor Disdik. Mereka ingin menemui langsung Kepala Disdik Kabupaten Sukabumi, Zaenal Mutaqin, yang menurut polisi sedang tidak ada di tempat.
Namun, upaya massa dihalangi aparat kepolisian, sehingga terjadi kericuhan yang meluas hingga ke luar Kantor Disdik. ‘’Kami hanya meminta pertanggungjawaban Disdik terkait peredaran LKS ‘komunis’,’’ ujar Koordinator aksi, Rojak Daud. Pasalnya, peredaran LKS ini berpotensi menyesatkan para siswa.
Buku LKS pendidikan kewarganegaraan (PKn) kelas X semester 2 yang terkesan menyebarkan paham komunis. Buku ini salah satunya ditemukan di SMA 1 Parakansalak, Sukabumi. Guru bidang studi PKn, Didin Jamaludin, menemukan keganjilan pada buku pegangan guru yang menyebutkan jawaban ideologi yang sesuai dengan bangsa Indonesia adalah komunis.
Temuan buku LKS tersebut, ujar Rojak, harus segera disikapi Disdik dengan menarik peredaran LKS dari sekolah. Hal ini dilakukan, karena LKS itu bertentangan dengan ideologi bangsa, Pancasila.
Rojak mengatakan, terungkapnya peredaran LKS ‘komunis’ menunjukkan lemahnya pengawasan Disdik terhadap buku pegangan siswa. Akibatnya, banyak LKS yang memuat materi tidak layak beredar di sekolah-sekolah.