REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Angka partisipasi lulusan sekolah menengah atas (SMA) untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dinilai masih rendah. Salah satunya disebabkan minimnya jumlah perguruan tinggi negeri (PTN).
"Keterbatasan (jumlah PTN) itulah yang membuat orang tua kesulitan melanjutkan pendidikan anaknya," ujar Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, usai membuka acara Dies Natalies Universitas Majalengka (Unma) ke-6 dan Peresmian Auditorium kampus setempat, Rabu (18/4).
Heryawan mengatakan, jumlah PTN di Jawa Barat saat ini baru ada lima. Padahal, jumlah penduduk di Jawa Barat mencapai 44 juta jiwa. Kondisi ini memprihatinkan, apalagi jika dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Gorontalo yang jumlah penduduknya hanya sekitar sepuluh juta jiwa. Jumlah PTN di kedua provinsi itu, kini sudah ada lima sampai delapan PTN.
Untuk mengatasi masalah itu, Heryawan telah mencanangkan perubahan status sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) menjadi PTN. Salah satunya Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati). "(Perubahan status PTS menjadi PTN) dalam waktu dekat ini."
Sementara itu, untuk meningkatkan angka partisipasi untuk tingkat SMP dan SMA, pihaknya berusaha melakukan penambahan ruang kelas baru (RKB). Upaya lainnya adalah menggelontorkan program bantuan operasional sekolah (BOS). Dengan cara itu, maka biaya pendidikan yang ada di sekolah-sekolah bisa dihapuskan.
Heryawan menyebutkan, saat ini 7,7 juta jiwa penduduk di Jawa Barat sudah merasakan sekolah gratis. Jumlah tersebut, hampir setara dengan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan.