REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia turun tajam pada Rabu (Kamis pagi WIB) menyusul kenaikan baru-baru ini, setelah data menunjukkan peningkatan jauh lebih besar dari perkiraan persediaan minyak mentah di konsumen utama global Amerika Serikat.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, jatuh 1,53 dolar AS menjadi ditutup pada 102,67 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Juni turun 81 sen menjadi 117,97 dolar AS per barel di London.
Data pemerintah AS menunjukkan, stok minyak mentah melonjak 3,9 juta barel pada pekan lalu, lebih dari empat kali kenaikan yang diperkirakan 900.000 barel.
Namun demikian, stok sulingan seperti minyak pemanas dan solar, turun 2,9 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan penurunan sebesar 300.000 barel.
Stok bensin turun tajam sebesar 3,7 juta barel dibandingkan dengan perkiraan untuk penurunan 1,0 juta barel.
Harga minyak naik pada Selasa, segera setelah keberhasilan lelang obligasi Spanyol, laba perusahaan AS yang menggembirakan dan IMF mengangkat prakiraan pertumbuhan ekonomi global.
Perhatian investor sekarang akan beralih ke lelang penting dari utang jangka panjang 10-tahun pemerintah Spanyol pada Kamis.
IMF pada Selasa menaikkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,5 persen untuk tahun ini, naik dari perkiraan Januari 3,3 persen.
Pihaknya juga memprediksi bahwa ekonomi AS -- terbesar di dunia -- akan tumbuh sebesar 2,1 persen tahun ini, naik 0,3 persentase poin dari perkiraan Januari sebelumnya.