Jumat 20 Apr 2012 14:31 WIB

Maarif: Belum Ada Calon Presiden yang Negarawan

Syafii Maarif
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Syafii Maarif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bakal calon-calon presiden yang kini beredar belum ada yang mempunyai sifat kenegarawanan yakni yang mempunyai pandangan untuk masa depan Indonesia dan bukannya berpikir untuk kepentingan sesaat.

"Perlu cari orang yang punya sifat negarawan," kata Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengatakan saat mengunjungi LKBN ANTARA di Jakarta, Jumat (20/4).

Buya, panggilan Syafii Maarif, mengatakan jika seorang negarawan maka dia akan berpikir untuk masa depan bangsa, membuat Indonesia menjadi negara yang berdaulat, Indonesia dihargai oleh dunia, dan berupaya menjadikan Indonesia menjadi negara yang besar.

Calon presiden, katanya, jangan hanya memikirkan untuk jangka pendek seperti untuk kepentingan politiknya atau hanya berupaya untuk memenangkan pemilihan presiden saja.

Syafii Maarif tidak terlalu risau dengan masalah umur calon presiden, apakah dia muda atau tua, yang terpenting adalah dia mempunyai sifat kenegarawanan. "Asal wawasannya jelas. Berjuang untuk kemajuan bangsa dan negara," katanya.

Syafii Maarif juga mengingatkan bahwa masyarakat akan semakin kritis dalam memilih presidennya. "Masyarakat mengambil pelajaran dari masa lampau," katanya.

Pada kesempatan itu, Buya juga mengkritik orang-orang yang masuk partai untuk mencari uang atau pekerjaan karena hal itu akan merusak demokrasi di Indonesia.

Sebelumnya Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman mengusulkan agar partai-partai politik menerapkan pola konvensi dalam menjaring bakal calon presiden yang akan diusungnya pada pemilu presiden 2014.

"Dengan menerapkan pola konvensi dan membuka kesempatan pada putra terbaik bangsa maka akan didapatkan calon presiden terbaik," kata Irman Gusman.

Menurut Irman, masih banyak putra terbaik bangsa tapi bukan merupakan kader partai politik, sehingga jika partai politik tidak menerapkan pola konvensi, maka potensi itu sulit terakomodasi. "Untuk membangun bangsa dan negara yang lebih baik ke depan dibutuhkan putra terbaik bangsa yang memiliki visi nusantara secara menyeluruh," katanya.

Namun, ia menilai partai politik saat ini lebih bersikap oligarki sehingga hanya figur tertentu yang memiliki kesempatan untuk tampil sebagai calon presiden. "Bahkan, ada partai politik yang kader seniornya sendiri sampai berteriak karena tidak mendapat kesempatan menjadi bakal calon presiden," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement