REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Batam dinilai sebagai sarang jalur tikus penyelundupan narkoba dari luar negeri. Kartel hingga pengecer memanfaatkan daerah kepulauan itu untuk memasukkan narkoba dari Malaysia ke Indonesia.
Direktur Polisi Air Polda Kepulauan Riau (Kepri), Kombes Yasin Kosasih, mengatakan sedikitnya terdapat 70 pelabuhan tradisional atau pelabuhan tikus yang menjadi jalur masuknya narkotika ke wilayah Kepri. "Batam menjadi pintu masuk rawan narkoba," ungkapnya, Jumat (20/4).
Minimnya jumlah personel yang memantau wilayah perairan diakuinya menjadi kendala dalam memerangi barang haram tersebut masuk ke Indonesia. Belum lagi jumlah pulau yang ditaksir berjumlah 2480. Bayangkan, katanya, 96 persen wilayah Kepri adalah perairan. "Kami akui sulit menjaga pelabuhan-pelabuhan tikus, walaupun sudah bekerjasama dengan instansi-instansi perairan," tuturnya.
Batam menjadi daerah transit narkoba dari Malaysia. Biasanya setelah berhasil memasuki Indonesia narkoba dibawa ke wilayah lain di Indonesia. Namun, ada pula yang diedarkan di wilayah Kepri dan Riau. "Modusnya dengan diselundupkan dalam makanan atau ditelan," jelas Yasin.
Polda Kepulauan Riau (Kepri) mengakui sulit memantau jalur-jalur tikus yang acap kali menjadi jalur masuk narkotika internasional.