REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Dumping alias harga jual di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri, juga masuk ke lingkup Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Kementerian Negara Riset dan Teknologi pun mengkhawatirkan adanya permainan harga produk impor tersebut.
Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, IPTEK merupakan salah satu hal yang menentukan perkembangan Indonesia. Saat ini, sejumlah negara tengah bersaing menciptakan produk-produk berteknologi. Persaingan harga pun menonjol seiring berkembangnya pengetahuan.
Akan tetapi, di tengah perkembangan itu Gusti melihat adanya permainan harga. Khususnya untuk barang impor yang dijual murah di dalam negeri. Padahal, kualitasnya sama. "Saya khawatir adanya produk dumping," kata dia, seusai memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (21/4).
Gusti mengatakan, perkembangan IPTEK di luar negeri memang kerap bergulir lebih dulu dibandingkan dalam negeri. Namun, bukan berarti Indonesia tertinggal jauh. Pemerintah juga menciptakan produk-produk berteknologi, khususnya komponen untuk produksi. Kondisi itu sempat membuat harga produk yang dihasilkan menjadi murah.
Masalahnya, kata dia, saat ini pemerintah memasok sebagian bahan baku dan bahan penunjang produksi dari impor. Itu karena membutuhkan suplai komponen yang lebih banyak. Harganya pun lebih murah. "Kondisi itu yang membuat dumping," ujar Gusti.
Meski begitu, Indonesia juga menjadi incaran sejumlah negara luar lewat produksi Isotop. Bahan baku yang dihasilkan Badan Atom Nasional (BATAN) itu dijual lebih murah. Hasilnya, laku di pasaran luar negeri. "Kalau perlu kami akan produksi sebanyak-sebanyaknya," kata dia.
Karenanya, Gusti mengupayakan pemerintah mengurangi pasokan bahan baku dari luar negeri. Kementerian Negara Riset dan Teknologi pun akan mendorong secara intensif pelarangan barang impor dumpingtersebut. Caranya, dengan terjun ke industri-industri IPTEK dalam negeri. Lembaga-lembaga teknologi dan pengetahuan seperti BATAN dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga akan diperkenalkan.