REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Fenomena bentrokan antar pelajar di Kota Bogor makin memprihatinkan. Selain melibatkan penggunaan narkoba, aksi tawuran juga dilakukan dengan terukur dan terencana.
Ketua Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Ruchyani, mengatakan aksi tawuran tidak lagi hanya dilakukan secara spontan. Dalam melakukan aksi, ada sejumlah orang yang mengambil peran sebagai provokator, eksekutor, dan akomodator. "Provokator itu tugasnya memberikan informasi jadwal tawuran kepada anggotanya," kata dia, Selasa (24/4).
Sedangkan eksekutor, lanjut Ruchyani, bertugas sebagai algojo ketika tawuran berlangsung. Adapun akomodator adalah yang memberikan fasilitas seperti kendaraan dan senjata. "Memang tidak semuanya terencana. Ada kalanya terjadi secara spontan," ujarnya.
Terkait penggunaan narkoba dalam aksi tawuran, Ketua Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba dan Tawuran (Gapenta) DPK Kota Bogor, Rocky F Subun, mengaku prihatin. Menurut dia, keterbatasan pemahaman para pengajar tentang narkoba menjadi kendala tersendiri. "Akibatnya, pihak sekolah dan para guru kerap dikelabui oleh pelajar," ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk meredam aksi tawuran oleh pelajar, pihak sekolah dapat memberikan mata pelajaran tambahan dalam kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan ini diharapkan dapat mengakomodasi bakat dan minat pelajar sehingga tidak terjerumus dalam pelampiasan yang negatif.