Rabu 25 Apr 2012 14:47 WIB

KPAI: Geng Motor Bukti Peran Orang Tua Kalah

Red: Yudha Manggala P Putra
Geng motor, ilustrasi
Geng motor, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta orang tua dan sekolah lebih berperan dalam membimbing anak, karena geng pelajar atau motor membuktikan peran orang tua kalah dibandingkan dengan pihak lain seperti teman sebaya.

Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am di Jakarta, Rabu, mengatakan, kondisi itu menunjukkan perhatian teman sebaya lebih baik dibandingkan dengan perhatikan orang tua kepada anaknya sendiri.

"Sekolah dan orang tua harus benar-benar memperhatikan pribadi seorang anak, sehingga dapat mencegah terjadinya geng pelajar yang tidak produktif," katanya.

Menurut dia, keberadaan geng pelajar saat ini sedang disorot masyarakat. Untuk mencegah munculnya geng pelajar itu, katanya, orang tua dan sekolah harus melakukan peran atau perhatian yang lebih dalam melakukan bimbingan.

"Terkadang, lingkungan teman sebaya dan sekolah lebih diperhatikan oleh anak. Guru lebih ditiru daripada orang tua. Itu masih bagus, tapi kalau teman sebaya akan membuat anak menelan perlakuan tindak pidana yang dilakukan orang dewasa," katanya.

Oleh karena itu, katanya, KPAI mendukung langkah polisi mengusut tuntas aksi kekerasan yang dilakukan geng pelajar 'The Wools', namun pihaknya meminta polisi untuk tidak lupa menggunakan perspektif rehabilitasi kepada para pelajar yang menjadi tersangka pembacokan teman sebaya.

"Kami mendukung kasus geng pelajar dituntut tuntas, namun kami minta polisi menggunakan pendekatan rehabilitasi, mengingat mereka masih anak-anak," katanya.

Pada prinsipnya pendekatan rehabilitatif yang digunakan menjerat geng pelajar itu, lanjut Asrorun, dengan menghilangkan unsur "labeling" sebab masa depan pelaku harus tetap dijaga, meski mereka mendapat hukuman.

"Yang penting adalah mereka dapat jera, jangan malah hukuman itu membuat mereka semakin menjadi-jadi," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ جَعَلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوٰى وَكَانُوْٓا اَحَقَّ بِهَا وَاَهْلَهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin; dan (Allah) mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. Al-Fath ayat 26)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement