Selasa 01 May 2012 14:26 WIB

A Monster in Paris, Kisah Monster Bersuara Merdu

Rep: Gita Amanda/ Red: Hafidz Muftisany
Francoeur dan Lucille berkolaborasi dalam satu pementasan di Paris dalam cuplikan A Monster in Paris
Foto: Republika/Gita Amanda
Francoeur dan Lucille berkolaborasi dalam satu pementasan di Paris dalam cuplikan A Monster in Paris

REPUBLIKA.CO.ID, A Monster in Paris, dimulai dengan sebuah dokumenter mengenai banjir Seine di Pranics pada 1910. Mengambil setting di Paris, film animasi ini diawali kisah seorang pemutar film bioskop yang pemalu, Emile. Ia memiliki perasaan terpendam pada teman sekerjanya, Maud. Namun sayangnya Emile tak berani mengungkapkan perasaannya pada Maud.

Emile memiliki seorang kawan, pemuda pengantar barang yang ceria dan suka bereksperimen dengan mobilnya, Raoul. Raoul memiliki teman masa kecil yang diam-diam masih ia kagumi hingga saat ini, Lucille. Lucille (Vanessa Paradis) merupakan penyanyi terkenal seantero Paris.

Suatu Sore, Raoul mengajak Emile menemaninya mengantar barang ke kediaman seorang profesor biologi. Sayangnya Sang Profesor sedang tak ada ditempat dan di wakili oleh asistennya yang merupakan seekor monyet bernama, Charles.

Bukannya langsung pergi setelah mengantar barang. Raoul malah mengajak Emile melihat-lihat ke dalam laboratorium milik profesor. Charles berusaha mencegah keduanya, namun tak berhasil. Raoul yang sok tahu kemudian bereksperimen dengan berbagai ramuan milik profesor. Hingga akhirnya sebuah insiden membuat laboratorium meledak.

Raoul dan Emile tak sadar, ulah mereka secara tak langsung telah menciptakan monster yang akan meneror Paris. Beberapa hari kemudian teror dari monster mengerikan ini telah tersiar di seluruh Paris, dan membuat takut warga.

Namun, momen ini justru dimanfaatkan oleh calon walikota Paris Komanda Maynott. Untuk mendongkrak popularitasnya sebagai calon walikota, Maynott memanfaatkan ketakutan warga. Ia berjanji akan menangkap dan memusnahkan monster tersebut dari Paris.

Dilain tempat Lucille yang baru usai tampil tiba-tiba mendapati monster tersebut di depan rumahnya. Awalnya Lucille takut bukan kepalang. Hingga kemudian ia mendapati suara merdu monster yang ternyata adalah seekor kutu korban insiden laboratorium Raoul dan emile. Lucille pun memberanikan diri menemui monster yang akhirnya ia beri nama Francoeur.

Alih-alih mendapati monster menyeramkan seperti yang selama ini ramai diperbincangkan. Lucille malah menemukan monster baik hati bersuara merdu. Lucille dan Francoeur pun sekejap berubah menjadi pasangan duet yang luar biasa.

Namun, ancaman lain justru datang dari Komandan Maynott. Maynott yang sedang mencari 'muka' dihadapan para warga terus memburu Francoeur.

Film yang berlatarkan Paris tahun 1910 ini dikemas begitu apik. Kolaborasi animasi dengan settingan film klasik membawa warna sendiri dalam film besutan sutradara Bibo Bergeron ini. Belum lagi suara merdu si cantik Lucille (Vanessa Paradis) yang menghiasi hampir seluruh lagu dalam film.

Meski merupakan film animasi, namun film ini diproyeksikan untuk penonton remaja. Namun, tema cerita ringan, sajian gambar serta musik yang menarik membuat film ini bisa jadi pilihan film akhir pekan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement