Rabu 02 May 2012 15:20 WIB

Komisi I: Oknum 'Koboy Palmerah' Arogan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Hafidz Muftisany
Aksi koboy Palmerah, Jakarta, Senin (30/4).
Aksi koboy Palmerah, Jakarta, Senin (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, KMRT Roy Suryo Notodiprojo, menilai ulah oknum TNI AD yang mengeluarkan senjata api saat berlalu lintas sangat arogan dan tidak tepat. Meski sudah ada penjelasan dari Kasubdit Penum TNI AD, Kolonel Zaenal Muttaqin, hal itu tetap harus ditindaklanjuti dengan proses hukum.

"Secara pribadi dan norma masyarakat kita, hal yang dilakukan oknum itu sangat tidak tepat alias arogan," kata Roy, saat dihubungi, Rabu(2/5).

Oknum tersebut mengeluarkan air soft gun. Hal itu membuat masyarakat yang melihat ketakutan, karena penampakannya mengesankan senjatanya adalah sungguhan, apalagi kendaraan yang digunakannya bernomor TNI.

Namun lanjut Roy ia ingin bersikap fair, kalau memang pengendara motor terbukti ada saksi yang melihatnya menggedor pintu bahkan menendang sebelumnya, apalagi ketika terlihat berdebat, seperti yang ditampilkan sebuah video di You Tube. Roy menyatakan si warga sipil itu juga perlu dimintai keterangan. "Seharusnya setiap pihak saling menjaga diri," papar Politisi Demokrat ini.

Seorang oknum TNI AD dari perwira pertama, berpangkat kapten, menodongkan senjata kepada seorang pengendara motor karena kendaraannya bersenggolan. Dalam tayangan 'Koboy Palmerah' di Youtube, oknum TNI sempat memaki-maki seorang pengendara motor.

Beberapa kali oknum TNI itu melayangkan pukulan dengan sebuah benda yang diduga sebuah tongkat. Pemotor itu sempat menghindar dan menangkis pukulan oknum TNI. Oknum TNI itu juga sempat terlihat mengacungkan senjata.

Pengendara motor itu sempat mengeluarkan dompet dan memberikan surat yang diduga SIM dan STNK. Hingga kemudian aksi 'Koboy Palmerah' itu ditengahi warga dan seorang pria lain yang memakai seragam safari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement