Kamis 03 May 2012 13:44 WIB

Gas Elpiji Langka, Warga Beralih ke Kayu Bakar

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga membawa kayu bakar. (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga membawa kayu bakar. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Warga di berbagai daerah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengeluhkan sulitnya mendapat gas elpiji ukuran tiga kilogram. Mereka pun terpaksa beralih ke kayu bakar untuk memasak.

Warga Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi ramai-ramai beralih ke kayu bakar setelah gas elpiji 'si hijau' tak bisa mereka peroleh di warung-warung. "Sudah mencari ke banyak warung, tapi gas elpiji selalu kosong," kata seorang warga desa setempat, Darinih, Kamis (3/5).

Darinih mengungkapkan, sulitnya mendapat pasokan gas elpiji sudah dialaminya sejak dua pekan terakhir. Akibatnya, ia dan tetangga di desanya terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak makanan sehari-hari. Kayu tersebut diperolehnya dari pekarangan yang ada di sekitar rumahnya.

"Kalau gak pakai kayu bakar, ya gak bisa masak," keluh Darinih.

Darinih mengakui, menggunakan kayu bakar membuatnya kerepotan. Selain harus membuat pawon (tungku perapian), ia juga terpaksa memasak di luar rumah. Pasalnya, memasak menggunakan kayu bakar menghasilkan asap yang mengganggu pernafasan.

Hal serupa dialami seorang warga Desa Ciburak, Kecamatan Cantigi, Warno yang mengaku sangat repot karena kondisi itu bersamaan dengan pesta hajatan yang diselenggarakan di rumahnya. Bahkan, ia selalu marah-marah kepada setiap pemilik warung gas yang didatanginya.

"Bagaimana saya tidak marah, gas elpiji di seluruh warung tidak ada," ungkap Warno.

Dikatakannya, ia terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memasak seluruh makanan yang akan dihidangkan di pesta hajatnya. Kayu bakar itu diperolehnya dari tetangganya yang memiliki stok kayu bakar cukup banyak.

Di tempat terpisah, seorang penjual gas elpiji di Desa Panyingkiran Lor, Kecamatan Cantigi, Sanadi, mengaku, pasokan gas elpiji dari agen memang tersendat. Biasanya, pasokan gas elpiji datang setiap lima hari sekali.

"Tapi sekarang sudah lebih dari seminggu tidak datang," tutur Sanadi.

Sanadi menjelaskan, setiap kali pasokan datang, ia biasa mendapat 150 buah tabung gas elpiji. Namun kini, di warungnya tidak ada satupun tabung gas elpiji. "Semuanya kosong," ujar Sanadi.

Ia sendiri tidak mengetahui penyebab kelangkaan tersebut. Karena kelangkaan itu, tak jarang para pembeli yang tak mendapatkan gas meluapkan kemarahan kepadanya.

Koordinator Hiswana Migas Daerah Indramayu, Sri Wahyuni Utami, saat dikonfirmasi, menyatakan, tidak ada pengurangan pasokan gas elpiji tiga kilogram dari agen, SPBE, maupun Pertamina. Ia mengatakan, kondisi itu terjadi akibat meningkatnya permintaan dari masyarakat. "Pasokan kami ke masyarakat normal," kata Sri, melalui pesan singkat kepada Republika.

Ketika ditanyakan mengenai jumlah pasokan gas elpiji tiga kilogram di Kabupaten Indramayu, Sri menyatakan tidak berkompeten menjawab masalah tersebut. Ia hanya menyebutkan permintaan masyarakat pada tahun ini lebih tinggi dari 2011 lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement