Kamis 03 May 2012 16:25 WIB

Kunjungi Israel, Mufti Mesir Dikecam

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah.
Foto: Blogspot.com
Mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID – Perjalanan Mufti Mesir, Syekh Ali Jum’ah, ke Yerusalem Timur pekan lalu tidak hanya memancing berbagai kontroverisi di tanah airnya, Mesir. Tetapi secara luas, dunia Islam banyak yang mempersoalkan.

Di Mesir sendiri, Jum’ah mendapat berbagai kecaman. Seperti yang dilansir Aljazera.net, parlemen Mesir meminta Jum'ah untuk segera mengundurkan diri dan meminta maaf kepada dunia Arab atas kunjungannya ke Yerusalem.

Bahkan, Partai Ikhwanul Muslimin dan beberapa partai lain di parlemen Mesir menyebut kunjungan Mufti Ali Jum’ah dengan "sebuah bencana".

Namun, sang mufti membela diri dengan mengatakan kunjungannya itu dalam rangka urusan pribadi, bukan kunjungan resmi atau memenuhi undangan dari Yordania. Kunjungannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan normalisasi dan pengakuan terhadap kependudukan Israel. Sebagaimana fatwa pengharaman Syekh Yusuf Qardhawi pada Maret lalu.

Warga Mesir memang sangat sensitif dengan berbagai persoalan Palestina. Meskipun hubungan bilateral Mesir dan Israel sudah berlangsung sejak 1979, namun tetap saja warga Mesir secara umum mengecam keberadaan Israel yang diklaim telah menjajah Palestina.

Selain dari parlemen, kecaman juga datang dari Persatuan Penulis Mesir. Karena ‘ulahnya’, Syekh Ali Jum'ah juga dikeluarkan dari keanggotaan organisasi tersebut.

Kecaman juga datang dari puluhan imam dan syekh yang berkumpul di depan Lembaga Fatwa Al-Azhar. Mereka berdemonstrasi menuntut pengunduran diri mufti besar tersebut, sebagai protes atas kunjungannya ke Yerusalem.

Penasihat Senior Mufti, Ibrahim Najm, saat diwawancara Reuters menyatakan bahwa Jum’ah mengaku belum tahu soal kebijakan parlemen yang menyerukan pemungutan suara untuk pengunduran dirinya. Jum’ah bersikukuh bahwa kunjungan yang dilakukannya tidak perlu dibesar-besarkan karena bukan sebuah tindak kejahatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement