Selasa 08 May 2012 01:03 WIB

Mengapa Juga Harus Makan Nasi Melulu?

Nasi dan lauk pauk/ilustrasi
Foto: triy.wordpress.com
Nasi dan lauk pauk/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Kalau belum makan nasi, sepertinya belum makan. Mungkin perumpamaan inilah yang sering kita dengar atau katakan. Orang Indonesia boleh dibilang identik dengan nasi. Padahal, karbohidrat tidak hanya berasal dari nasi.

 

Rektor Institut Pertanian Bogor Prof Herry Suhardiyanto mengemukakan bahwa sumber karbohidrat non-beras mesti dihadirkan menjadi suatu solusi masalah pangan.

"Sumber karbohidrat tidak hanya beras saja. Kita banyak sekali mempunyai ragam sumber karbohidrat mulai dari jagung, sorgum, sagu, sukun, dan banyak lagi yang lain. Ini semua sudah lama kita akrabi tetapi seberapa jauh itu betul-betul hadir menjadi solusi, itu adalah hal yang harus segera kita tuntaskan," katanya seperti dikutip Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti, MSi di Bogor, Jawa Barat.

Rektor IPB menyatakan bahwa membicarakan masalah pangan sesungguhnya bukan hanya beras.
"Karena masih banyak jenis pangan lain yang potensinya melimpah di negeri ini," katanya.
Ia mengatakan, persoalan yang dihadapi petani antara lain mengenai akses terhadap lahan sebagai sumber daya yang penting dalam pertanian.
Dia mengemukakan, kepemilikan rata-rata 0,3 hektare per kepala keluarga terbilang angka yang terlalu kecil untuk dapat memastikan bahwa usaha tani yang dikelolanya dapat menguntungkan.
Selain itu, katanya dia, karena memang ada persoalan yang kaitanya dengan sistem produksi itu sendiri, di mana ada "fixed cost" yang harus ditanggung.
Oleh karena itu, menurut dia, harus dapat ditemukan model pertanian yang optimum dan inovatif.
"Dengan demikian 'fixed cost' yang tidak bisa dilawan dengan optimasi, maka 'fixed cost' harus ditekan sehingga petani bisa bersaing, tapi kualitas juga tetap harus dijaga," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement