REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ingin menyelenggarakan pemilihan 4 September mendatang, lebih dari setahun lebih cepat daripada jadwal.
"Kami usulkan 4 September, dan Deo Volente (jika Tuhan menghendaki, red.) setelah itu elektorat akan memberikan mandat kepada kami," kata Netanyahu dalam komentarnya kepada kabinet, di Yerusalem, Senin (7/5) .
Hari Ahad (6/5) kemarin Netanyahu dalam pidato di depan konvensi partai sayap kanan Likud pimpinannya, mengatakan akan menyelenggarakan pemilihan yang dipercepat dalam empat bulan, tapi dia tidak menyebut tanggal.
Pol-pol pendapat umum menunjukkan kepopuleran Netanyahu masih tinggi dan Partai Likud kemungkinan akan menang lagi, sehingga Netanyahu bisa menyusun kabinet baru.
Koalisi sayap kanan Netanyahu belakangan ini terpecah karena adanya peraturan yang mengizinkan orang-orang Yahudi ultra-ortodoks dan orang-orang Israel keturunan Arab bebas dari wajib militer atau dari tugas-tugas sipil yang diperlukan.
Angkatan bersenjata Israel juga minta dana lebih banyak untuk menghadapi apa yang disebutnya peningkatan rasa permusuhan di Timur Tengah setelah terjadinya revolusi di dunia Arab. Juga ada ketakutan akan timbulnya perang kalau Israel menyerang fasilitas nuklir Iran yang dicurigai membuat senjata nuklir.