REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Perwakilan kantor berita Reuters memenuhi panggilan kantor kejaksaan Iran di Teheran. Kedatangan kali kedua mereka di kantor kejaksaan untuk menjawab tuduhan terkait laporan beberapa seniman bela diri Iran.
Para wanita ninja Iran sebelumnya telah melaporkan pemberitaan Reuters pada Februari lalu. Dimana dalam pemberitaannya Reuters menyebut mereka sebagai pembunuh.
Di dalam pemberitaannya kala itu Reuters menulis, "...pemerintah Iran mempekerjakan pembunuh wanita terlatih...". Sementara video terkait pemberitaan tersebut menunjukan wanita-wanita ninja di Iran sedang berlatih di barat kota Teheran.
Kontan para ninja wanita yang mengklaim sedang berlatih seni bela diri, marah dengan pemberitaan tersebut. Mereka langsung melaporkan Reuters ke pihak berwenang.
Reuters segera meralat berita tersebut beberapa hari setelah diterbitkan. Namun sayangnya, berita tersebut telah tersebar luas dan digunakan oleh media Barat untuk menggambarkan citra negatif dari Iran.
Selama sidang pada Senin (7/8) lalu, perwakilan Reuters terus memberikan argumen terakhirnya di kantor kejaksaan. Kasus ini kini tengah dirujuk ke pengadilan Teheran. Hingga saat ini pihak Reuters belum mau memberi keterangan terkait masalah tersebut.