REPUBLIKA.CO.ID, CIPELANG, BOGOR - Sebanyak sembilan helikopter dan 35 mobil ambulans disiagakan untuk mempelancar proses evakuasi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5) kemarin.
"Sembilan helipad sudah disediakan dan 35 mobil ambulans sudah parkir teratur untuk bersiaga dengan cepat mengevakuasi korban," kata Danrem Bogor, Kolonel TNI AD, AM Putranto yang juga bertidak sebagai komandan lapangan tim SARNAS, di Posko Utama, Cipelang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5).
Diungkapkan Putranto, kondisi alam Gunung Salak cukup berat untuk dilalui, apalagi cuaca juga tidak mendukung sehingga cukup menyulitkan tim evakuasi pencarian korban dan bangkai pesawat Shukoi yang mengalami kecelakaan dan jatuh di Gunung Salak, Bogor, Kamis (10/5).
"Kalau cuaca mendukung, evakuasi akan dilakukan lewat udara. Tapi kemungkinannya sangat kecil dan kita memutuskan untuk berupaya memaksimalkan evakuasi lewat darat," jelas Putranto yang mengungkapkan tim evakuasi diterjunkan berjumlah 1.500 orang, yang terdiri dari TNI, Polri, BASARNAS, PMI, dan masyarakat setempat.
Lebih lanjut dijelaskan Putranto, evakuasi melalui jalur darat dengan cara menuruni tebing. Jika korban sudah ditemukan, tim evakuasi akan membawanya dengan ambulans ke helipad terdekat yang dibuat di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.
Setelah itu baru korban diterbangkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma untuk selanjutnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. "Kami sudah menyiapkan 50 kantong jenazah," tegasnya.