REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A- Anggota suku bersenjata di Yaman meledakkan pipa saluran minyak di Provinsi Marib, Yaman tengah, Jumat (11/5). Insiden terbaru menambah parah kekurangan bahan bakar di negara Arab itu akibat serangan yang berulangkali terhadap pipa saluran minyaknya, kata Kementerian Dalam Negeri di Sana'a.
Anggota suku bersenjata yang dipimpin oleh Abdullah Rukaisan mengebom pipa saluran di Kabupaten Wadi Abida di Marib, sekitar 173 kilometer di sebelah timur-laut ibu kota Yaman, Sana'a, kata Kementerian Dalam Negeri di dalam pernyataan di jejaringnya.
Itu adalah serangan kesembilan terhadap pipa saluran yang sama, pengangkut minyak mentah dari Marib, kota kaya minyak, ke terminal ekspor di berbagai provinsi Yaman selatan dalam sekitar 11 bulan. Serangan tersebut mengakibatkan berkurangnya produksi harian, sebanyak 125.000 barel, di terminal Laut Merah, Ras Issa.
Pemerintah Yaman sebelumnya menyatakan telah kehilangan hampir satu miliar dolar AS akibat serangan terhadap pipa saluran minyak utama di Marib, demikian laporan Xinhua.
Serangan baru itu dilancarkan sehari setelah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi memerintahkan peningkatan produksi minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meredakan kekurangan bahan bakar selama berbulan-bulan. Mansour Hadimenggantikan penguasa lama Ali Abdullah Saleh pada Februari, setelah protes massa selama satu tahun
Hadi telah berjanji akan meningkatkan ekonomi negerinya, dan meminta bantuan keuangan dari negara donor. Pertemuan dijadwalkan bertemu akhir Mei di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
Pemerintah Yaman, yang menghadapi kesulitan keuangan, tergantung atas produksi bahan bakar, dan ekspor minyak serta gas berjumlah 63 persen dari anggaran negeri itu. Selain masalah suku di Marib, sektor gas negeri tersebut di Provinsi Shabwa di bagian timur-laut Yaman telah beberapa kali diserang selama beberapa pekan oleh gerilyawan Al-Qaida yang bangkit, kendati pemerintah melancarkan serangan terhadap kelompok.