REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 18 kantung mayat korban jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, telah dievakuasi oleh tim SAR melalui jalur udara menuju RS Soekanto, Polri, Kramat Jati, Jakarta.
"Tadi pagi sudah dievakuasi dua kantung mayat dari Gunung Salak, sehingga hingga hari keempat ini totalnya menjadi 18 kantung mayat. Namun ada informasi, ada dua kantung mayat yang dievakuasi melalui jalur darat menuju RS Soekanto, Polri, Kramat Jati. Kami akan konfirmasi dulu," beber Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (13/5).
Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa memastikan apakah jenazah pilot Sukhoi itu sudah ditemukan apa belum karena yang bisa melakukan identifikasi adalah tim 'Disaster Victim Investigation' (DVI).
"Tugas kami hanya mengumpulkan puing-puing dan korban yang ada di sana, untuk dibawa ke RS Polri. Di sana kami tidak ada waktu lagi mengidentifikasi siapa, yang penting korban kam selamatkan," kata Daryatmo.
Menurut dia, tim SAR dari Basarnas, TNI, pencinta alam dan masyarakat juga belum berhasil menemukan kotak hitam (black box) pesawat Sukhoi karena mereka elum sampai ke bawah lembah tebing. "Kami kan baru 100 meter. Mudah-mudahan kotak hitam bisa kami temukan," ujarnya.
Selain tim SAR gabungan dan tim investigasi dari Rusia sebanyak 40 orang telah tiba di Gunung Salak untuk membantu proses evakuasi melalui jalur darat. Mengenai helikopter yang disiapkan Rusia sendiri, kata Daryatmo, teknis penerbangan diserahkan Rusia.
"Saya yakin mereka juga punya standar yang harus dipatuhi. Harapan saya, kami ini sudah banyak mengerahkan heli, yakni sebanyak 12 helikopter telah diterjunkan. Persoalannya "trafic" untuk menuju ke suatu lokasi itu ada lembah yang harus diperhatikan. Kami sudah minta ke Rusia, pengendalian tetap ada di kami," papar Daryatmo.
Pesawat helikopter yang dibawa oleh Rusia tengah dites dan bila kondisinya baik, maka akan dioperasionalkan, namun pengendalian ada di Basarnas.
"Harapan kami, biarkanlah evakuasi kami yang lakukan. Toh, dari kemampuan pesawat sudah banyak, kemampuan teman-teman juga lengkap, yakni TNI, Polri, tim panjat tebing, mapala, Wanadri dan lainnya. Saya pikir ini sudah cukup, hanya persoalannya memang tidak mudah membawa kantong jenazah dari bawah ke atas," demikian Daryatmo.
Sebelumnya dilaporkan, pesawat komersil berpenumpang 45 orang itu mengalami 'lose contact' pada Rabu siang (9/5) sekitar 14.33 WIB, di sekitar Gunung Salak. Pada hari Kamis (10/5) serpihan pesawat Sukhoi itu ditemukan di tebing Gunung Salak dengan kemiringan sekitar 85 darajat. Hingga kini, tim SAR terus berupaya melakukan evakuasi korban penumpang pesawat Sukhoi.