REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Black box atau kotak hitam yang berisikan rekaman percakapan pilot pesawat Sukhoi Superjet 100, hingga Ahad (13/5), masih belum ditemukan.
"Black box masih belum ditemukan, karena kita belum sampai dibawah, dan baru 100 meter ketengah," kata Kepala Basarnas, Daryatmo, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (13/5) pagi.
Daryatmo yang berpangkat Marsekal Madya TNI itu mengatakan bahwa diharapkan kotak hitam bisa segera ditemukan dan pada hari Minggu ini akan dilakukan kembali evakuasi lewat jalur udara maupun jalur darat.
Pesawat buatan Rusia Sukhoi Superjet 100 tersebut hilang dalam penerbangan demonstrasi di Taman Nasional Gunung Salak pada Rabu (9/5) dan terdapat 45 orang di dalam pesawat tersebut, termasuk delapan warga Rusia.
Sesaat sebelum kontak radio hilang, 20 menit setelah lepas landas, pilot telah meminta izin untuk turun dari 10.000 kaki (3.000 meter) hingga 6.000 kaki (1.800 meter).
Setelah itu untuk penurunan pesawat mulai berbelok ke kanan dan turun tapi kemudian menghilang dari layar radar pada ketinggian 6.200 kaki di daerah pegunungan, 100-120 kilometer dari bandara Jakarta.
Selain di Indonesia, kegiatan demo terbang pesawat yang didesain untuk mengangkut 98 penumpang itu sudah dilakukan di Kazakhstan, Pakistan dan Myanmar.
Sukhoi Aviation Holding Company (JSC) merupakan industri pesawat terbang utama Rusia yang mempekerjakan lebih dari 26 ribu orang.
Produk utama perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki United Aircraft Corporation (JSC) ini adalah pesawat-pesawat jet tempur supersonik seperti SU-22M3, SU-24MK, SU-25K, SU-27SK, SU-27UBK, SU-30MK, SU-32, SU-33, dan SU-35.