REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Anggota Komisi X DPR RI Soenmandjaja Rukmandis mengatakan, keterlibatan tim SAR Rusia perlu dikawal guna menjaga kerahasiaan negara dalam operasi evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak.
"Saya meminta agar Danrem mengawal tim SAR Rusia ini. Seperti yang dikatakan Menteri Perhubungan EE Mangindaan bahwa mereka tamu dan perlu didampingi," kata Soenmandjaja setelah bertemu dengan Danrem 061/Suryakancana Kol Inf AM Putranto di posko kendali operasi evakuasi di Desa Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/5).
Soenmandjaja mengatakan, dirinya sengaja datang khusus untuk menyampaikan pesan agar Danrem berhati-hati menjaga kerahasiaan negara selama proses kerja sama evakuasi korban Sukhoi.
Menurut dia, tim Rusia yang datang sebanyak 16 orang terdiri atas enam orang tim eksplor lapangan dan 10 orang tenaga bantuan.
"Kita tidak ingin su'uzon, tapi perlu berhati-hati. Karena kita tahu Rusia seperti apa. Apa yang mereka bawa dan apa misi tersembunyi dari balik ini," katanya.
Soenman menyebutkan, Danrem harus menjaga satelit Indonesia harus tetap aman. Terkait kedatangan tim Rusia untuk mengambil kotak hitam dan puing-puing Sukhoi, Soenman mengatakan, kotak hitam harus ditangani oleh KNKT.
Menurutnya, keberadaan kotak hitam harus menjadi tanggung jawab tim SAR Indonesia. Tim SAR Rusia hanya diperbolehkan melihat lokasi dan mencari informasi yang mereka butuhkan.
"Mereka tamu, harus kita dampingi. Tugas mereka meninjau dan melihat lokasi, tidak untuk mengambil apapun, urusan material ada ditangan kita," katanya.
Sementara itu, informasi di lapangan Tim SAR Rusia telah tiba Sabtu (12/5) malam di Bogor. Mereka mendirikan posko di dekat helipad di Kecamatan Cijeruk.
Berdasarkan informasi di lapangan dalam tim SAR Rusia juga hadir perwakilan dari militer yang dipimpin Kol Sorokin, tim leader dari Kementerian Situasi Darurat Rusia.
Hingga pukul 13.00 WIB, belum diterima laporan keterlibatan tim SAR Rusia dalam proses evakuasi hari ini di Gunung Salak.