REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dua anggota tim SAR Rusia, Minggu terpaksa harus turun kembali ke Posko 1 Cipelang, Bogor karena tidak kuat mendaki Gunung Salak untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100.
Mereka hanya mampu mencapai ketinggian 1.400 Meter di atas permukaan laut (Mdpl), sedangkan 13 rekan-rekannya yang lain terus melanjutkan perjalanan ke lokasi musibah pesawat tersebut, padahal lokasi jatuhnya pesawat itu di titik 2.400 Mdpl.
Dengan nafas yang memburu sembari berkeringat membasahi wajah dan tubuhnya itu, kedua orang itu masuk ke ruangan posko utama pengendali. Sesampainya di posko, keduanya diterima oleh ketua tim evakuasi yang juga menjabat Danrem 061 Badak Putih, Kolonel Inf AM Putranto.
"Keduanya ketemu dengan kami di ketinggian 1.400 Mdpl, mereka mengaku tidak kuat mendaki," kata Edi, anggota SAR yang hendak ke Posko 1 dari lokasi jatuhnya pesawat tersebut di kaki Puncak 1 Gunung Salak.
Dikatakan, keduanya naik ke Gunung Salak bersama dengan 13 rekan-rekannya yang lain, kemudian ia mengajak mereka turun. Dari pantauan ANTARA, beban kedua orang Rusia itu memang berat dan salah seorang anggota TNI ada yang mencoba untuk mengangkat ranselnya dan ia menyatakan beratnya luar biasa.
"Lumayan berat ranselnya," kata salah seorang anggota TNI. Tim SAR Rusia yang dilengkapi dengan satu unit mobil truk dan satu unit land rover model long, tiba di Lapangan Pasir Pogor, Cipelang pada Sabtu malam dan mereka langsung mendirikan tenda.
Jumlah personel mereka semula ada 45 orang yang oleh pimpinan evakuasi dibatasi, hanya 25 orang saja yang diperbolehkan naik, serta kegiatan juga dibatasi hanya boleh untuk mengumpulkan serpihan pesawat saja serta diberi waktu tiga hari.