REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Palestina dan Israel hampir mencapai kesepakatan untuk mengakhiri mogok makan lebih dari 1.000 tahanan Palestina. Juru bicara Hamas yang juga seorang pejabat Palestina, Taher al-Nono, berharap upaya intensif yang dilakukan Mesir sebagai mediator akan mencapai kesimpulan yang positif pada jam-jam mendatang.
Hal yang sama dikatakan Kepala Otoritas Penjara Palestina, Issa Karaka. "Kesepakatan telah dicapai di Kairo hari Ahad untuk mengakhiri mogok makan para tahanan Palestina,"kata Karaka kepada Aljazirah. Pembicaraan substantif ini merupakan pertama kalinya dilakukan untuk meredakan aksi mogok makan para tahanan.
Sementara juru bicara Layanan Penjara Israel tidak memberikan konfirmasi ataupun menyangkal bahwa kesepakatan tersebut telah dicapai. Adapun juru bicara Pemerintah Israel menolak berkomentar tentang masalah tersebut.
"Kesepakatan dapat dicapai malam ini, tetapi harus disampaikan kepada tahanan di penjara-penjara Israel," kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim karena sensitivitas isu tersebut. Menurut pejabat tersebut, kemungkinan kesepakatan akan diumumkan pada Senin pagi untuk disahkan sebelum diumumkan secara resmi.
Berbeda halnya dengan pernyataan seorang pejabat Mesir yang mengatakan pembicaraan kesepakatan itu belum selesai. Kepala Kelompok Pemantauan Faksi Politik Palestina, Amin Shoman, mengatakan kepada AFP jika Israel memberikan respon negatif, para tahanan akan memutuskan pembicaraan lebih lanjut. "
Para tahanan akan berhenti minum vitamin dan menghentikan perundingan dengan Layanan Penjara Israel jika mendapat jawaban yang negatif,"katanya.
Diperkirakan sekitar 1.600 tahanan Palestina dari 4.800 tahanan telah melakukan aksi mogok makan sejak 17 April. Namun, menurut para aktivis Palestina, sebanyak 2.500 tahanan telah mogok makan. Sebagian besar tahanan mogok makan selama sebulan, tiga diantaranya menolak makan selama lebih dari 70 hari.