REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lemari pendingin berdaya 15 ribu watt didatangkan ke RS Polri Jakarta, Selasa (15/5) sore. Lemari ini digunakan untuk menampung hasil bagian tubuh korban penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sudah tuntas diidentifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI).
Direktur Eksekutif DVI, Anton Castelani, menjelaskan, lemari pendingin ini didatangkan dari Indonesia. "Bukan dari Rusia," ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (15/5).
Lemari es ini, kata Anton, akan diletakkan di RS Polri hingga semua proses identifikasi rampung. Sejauh ini, kata dia, jasad yang berada dalam kantong jenazah yang datang ke RS Polri, tidak berada dalam kondisi utuh.
Kendati begitu, Anton mengatakan, hingga sore ini pihaknya telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 31 sidik jari. Tapi proses ini masih belum rampung, karena masih harus melakukan pengecekaan hasil DNA yang akan melibatkan tenaga ahli dari Rusia.
Hingga Selasa sore, tercatat sudah ada 29 kantong jenazah yang didatangkan dari lokasi evakuasi di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya, Kepala RS Polri, Brigjen Agus Prayitno menegaskan, hingga saat ini belum ditemukan jasad tubuh korban pesawat Sukhoi Superjet 100 dalam kondisi utuh. Hingga Selasa (15/5) sore, Agus mengungkapkan baru ada 27 kantong jenazah yang tiba di RS Polri.
"Totalnya baru ada 22 kantong yang berisi bagian tubuh dan lima kantong lagi berisi properti," ungkap Agus di RS Polri Jakarta. Kantong berisi properti itu di antaranya peralatan-peralatan para korban pesawat buatan Rusia itu, hasil temuan tim evakuasi di lapangan.