REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan Indonesia di kancah dunia, sejatinya juga akan membuahkan segudang masalah. Misalnya taburan kepentingan antar bangsa yang membawa dunia ke dalam konflik multi dimensi.
Untuk menjawab ancaman tersebut, Indonesia haruslah memiliki seorang pemimpin yang tangguh dan memiliki perspektif pemikiran yang matang dan visioner. "Sehingga dapat merumuskan langkah-langkah yang tepat untuk menjawab ancaman tersebut," tulis Mayor Anggiat Naipitupulu, Seskoad Bandung, dalam salinan artikel yang diterima Republika, Rabu (16/5).
Anggiat mengatakan, seorang pemimpin setidaknya harus juga dapat memberikan penyelesaian akan permasalahan eksternal dan internal. Pada masalah eksternal, lanjut dia, adalah seputar diplomasi politik, pemerintahan, dan ekonomi. Sementara pada masalah internal, pemimpin haruslah dapat melahirkan solusi-solusi untuk mengatasi kesulitan rakyat.
Seperti merumuskan kebijakan yang pro-rakyat dengan melakukan pembatasan regulasi yang membela kepentingan ekonomi rakyat. "Harus juga ada keseimbangan akan dua hal tersebut," katanya.
Selain itu, masuk kata Anggiat, calon pemimpin juga tidak boleh melupakan Pancasila dengan kemapanan ideologi dan wawasan kebangsaan. Selain sebagai dasar negara, Pancasila juga harus dijadikan pemimpin nasional sebagai alat pemersatu bangsa. Hal itu lantaran ideologi tersebut dapat menjadi koridor terhadap ruang gerak kebebasan tiap individu, sehingga kebebasan tidak boleh diberlakukan tanpa batas.