Kamis 17 May 2012 05:47 WIB

Cemaskan AS dan Yunani, Harga Minyak Dunia Anjlok

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia memperpanjang penurunan mereka pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena meningkatnya persediaan AS dan kekhawatiran bahwa Yunani akan keluar dari euro akan menimbulkan kekacauan di zona euro.

Euro mencapai titik terendah empat bulan terhadap dolar karena investor mencari tempat berlindung dari risiko, menekan permintaan untuk minyak dan komoditas lainnya yang dihargakan dalam dolar.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Juni, merosot 1,17 dolar AS menjadi ditutup pada 92,81 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni menetap di 111,71 dolar AS per barel, atau turun 53 sen dari posisi Selasa di perdagangan London.

"Pasar tidak yakin bahwa Uni Eropa dapat mempertahnakan Yunani tetap di zona itu dan menghentikan penyebaran penularan, meskipun ada pertemuan pemikiran antara Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden baru Prancis Francois Hollande," kata Phil Flynn dari PFG Best.

Pada Rabu, Yunani mulai membentuk pemerintahan sementara untuk merencanakan pemilu baru setelah pemungutan suara 6 Mei secara tak meyakinkan meninggalkan komitmen bangsa itu terhadap bailout (dana talangan) penting Uni Eropa-IMF compang-camping.

Yunani dan pasar keuangan dunia telah cemas menunggu tanggal untuk jajak pendapat baru, di tengah meningkatnya kekhawatiran negara yang kekurangan uang itu bisa terpaksa keluar dari 17-negara anggota zona euro. Pemungutan suara baru dilaporkan akan diselenggarakan pada 17 Juni.

"Sebuah kebangkitan kembali kekhawatiran utang negara telah menyertai kegagalan Yunani untuk membentuk pemerintahan dan pergeseran Eropa tampak lebih luas dalam retorika politik jauh dari penghematan," kata analis Barclays.

Flynn mengatakan bahwa berita uang yang ditarik keluar dari bank-bank Yunani pada Senin "meningkatkan rasa takut default (gagal bayar)".

"Jika Yunani meninggalkan zona euro itu akan meningkatkan kekhawatiran tentang penularan - Anda akan memiliki kecenderungan deflasi dan pada saat yang sama Anda akan melihat lebih banyak tekanan dari dolar."

Di seberang Atlantik, Amerika Serikat, ekonomi konsumen minyak terbesar di dunia, menyajikan gambaran beragam dari pasokan bahan bakar minyaknya.

Cadangan minyak mentah AS melonjak 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 11 Mei, Departemen Energi mengatakan, jauh di atas ekspektasi.

Persediaan sulingan, termasuk diesel dan bahan bakar pemanas, merosot hampir satu juta barel, hampir lima kali lebih dari yang diperkirakan.

Sebuah penurunan tajam dalam pasokan bensin, sebesar 2,8 juta barel, kira-kira sembilan kali perkiraan.

Peningkatan permintaan bensin secara singkat mengangkat kontrak berjangka New York. "Kami mencoba sebuah rebound setelah persediaan AS, karena permintaan bensin yang baik - tertinggi dalam tiga bulan - dan beberapa data ekonomi yang baik," kata Flynn.

Data produksi industri dan konstruksi perumahan baru pada April mengalahkan ekspektasi pasar. Namun analis Sucden, Myrto Sokou, menunjuk minyak mentah membuat "bearish" untuk pasar.

"Pasar minyak terus tetap di bawah tekanan setelah kondisi ekonomi rapuh di zona euro dan kurangnya permintaan minyak dari Amerika Serikat, yang ditunjukkan oleh meningkatnya persediaan minyak mentah," kata Sokou.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement