Sabtu 19 May 2012 21:04 WIB

Long Weekend, Bandung tak Cukup Tampung Wisatawan

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Karta Raharja Ucu
Kawasan belanja Dago dipadati sejumlah kendaraan dari dalam dan luar kota Bandung, Jawa Barat
Foto: Antara
Kawasan belanja Dago dipadati sejumlah kendaraan dari dalam dan luar kota Bandung, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, Bandung -- Kemacetan mungkin sudah menjadi bagian Kota Bandung saat liburan panjang tiba. Tidak terkecuali libur panjang yang jatuh pada pekan ketiga April 2012. Sebagian besar kendaraan yang mendominasi jalan-jalan Kota Bandung adalah bernomor polisi 'B', alias kendaraan asal Jakarta.

Seorang warga Buah Batu, Lia, mengaku kecewa dengan kemacetan yang beberapa tahun belakang mengepung Kota Kembang. "Kota (Bandung) sendiri berasa jadi kota orang lain. Volume kendaraan yang terlalu banyak sudah tak tertampung lagi di Bandung," keluh Lia saat berbincang dengan Republika, Sabtu (19/5).

Dari pantauan Republika, titik kemacetan memang terlihat di sejumlah jalan utama Bandung. Jalan tersebut antara lain di Jalan Dr Setiabudi, Jalan Ir Juanda, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan RE Martadinata, dan Jalan Laswi. Di Jalan Dr Setiabudi terlihat kemacetan sepanjang tiga kilometer dari arah Lembang.

"Ini resikonya kalau liburan ke Bandung, pasti macet," ujar Soni, wisatawan asal Jakarta.

Soni menuturkan, dirinya sudah dua jam terjebak kemacetan. Memang ada petugas polisi yang berjaga di pertigaan Ledeng, namun polisi tidak bisa menguraikan kemacetan tersebut. Apalagi memang ada penyempitan jalan di depan SPBU di Jalan Dr Setiabudi, dari dua jalur menjadi satu jalur ke arah Bandung.

Kemacetan bertambah dengan adanya angkutan umum yang berhenti sembarangan di sepanjang jalur tersebut. "Tidak ada tempat pemberhentian yang pasti, makanya kalau ada yang mau naik ya saya langsung berhenti," ucap Imran, supir angkutan jurusan Ledeng-Cicaheum.

Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung, Haru Suandharu secara terpisah mengatakan, kemacetan memang jadi masalah krusial Kota Bandung. "Jangan sampai masyarakat kota Bandung kesulitan mengakses jalan di kotanya sendiri, karena tidak ada pembenahan infrastruktur yang benar," tegas Haru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement