REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran mengatakan sanksi AS dan Uni Eropa terhadap Iran hanya akan membahayakan pemulihan keuangan di negara-negara Barat akibat pengurangan ekspor minyak Iran yang akan memicu kenaikan harga bensin global.
"Berbagai sanksi telah menciptakan banyak gangguan bagi kita, tapi kita harus mengatasi tantangan dan kesulitan, dan melengkapi apa yang masih kurang," kata Shamseddin Hosseini dalam wawancara dengan The Wall Street Journal.
"Perdagangan Iran dengan mitranya di Timur Tengah dan Asia Tengah dan Asia Timur tetap terjaga, dan sanksi telah membantu Teheran mengembangkan bisnis pribumi," tegasnya.
Di bagian lain Hosseini mengatakan, pemerintah Presiden Ahmadinejad berada di garis depan untuk mempromosikan reformasi ekonomi di Iran dengan menerapkan Reformasi Subsidi.
Menurutnya, rencana tersebut telah memungkinkan Teheran untuk mendanai proyek jaring pengaman sosial proyek bagi masyarakat miskin. "Program nuklir Iran dan kemajuan ilmiah lainnya sangat penting bagi upaya untuk memodernisasi perekonomian. Inilah alasan mengapa Republik Islam tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan program energi nuklir damainya, meskipun dihujani sanksi Barat," ujarnya tegas.