REPUBLIKA.CO.ID, Kebijakan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang memberikan 'sedikit-kemerdekaan' kepada perempuan untuk dapat mengenakan celana, bahkan hingga selutut, serta jaket menuai kecaman. Kecaman tersebut bahkan disampaikan secara frontal oleh anggota parlemen Iran yang beraliran keras, Ali Motahari.
Saking kerasnya mengkritik, ia justru mengusulkan ke Ahmadinejad untuk membuka klub malam di negeri Mullah tersebut. Ia menilai, kebijakan Ahmadinejad terkait pakaian perempuan di depan umum secara langsung atau tidak langsung merupakan bentuk dari provokasi seksual.
"Situasi (Islami) Jilbab yang sangat tragis... terima kasih atas dukungannya dan dorongan tersembunyi dari Presiden," kata Motahari seperti diberitakan Fars News, Ahad (20/5).
Sebelumnya, Ahmadinejad dan kepala stafnya Esfandiar Rahim Mashaie mempromosikan sebuah kondisi di mana anak perempuan di Iran boleh mengenakan celana yang tidak menutupi lutut di depan umum dan jaket.
"Mereka telah benar-benar diperbolehkan melakukan provokasi seksual ... dan sekarang, mereka harus berpikir pembukaan klub malam dan kabaret," sindirnya dengan dana sinis.
Dalam sebuah kesempatan, Ahmadinejad juga menentang Polisi Syariah yang menegakkan aturan berpakaian Islam. Sontak pandangan Ahmadinejad tersebut dinilai rezim garis keras terlalu liberal.